Udara Surabaya Terpapar Mikroplastik, Kedung Cowek Tertinggi
Launching buku “Rekam Jejak Mikroplastik” dan modul "Zero-Waste School".--
Surabaya, Memorandum - Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) melakukan penelitian mengenai kandungan mikroplastik di udara wilayah Kota Surabaya. Riset ini dilaksanakan di empat wilayah yakni sekitar KBS, Kedung Cowek Kenjeran, Kampus C Unair, dan sekitar Tunjungan Plaza.
Penulis buku Rekam Jejak Mikroplastik, Rafika Apriliyanti mengungkapkan, pada Jumat 22 Sepetember 2023 lalu telah melakukan penelitian mikroplastik pada udara di 4 daerah di Kota Surabaya, meliputi sekitar Kebun Binatang Surabaya, Kedung cowek Kenjeran, Kampus C Unair dan Sekitar Tunjungan Plaza.
"Hasil membuktikan bahwa udara di keempat lokasi tersebut terkontaminasi mikroplastik yang berbeda. Perolehan miktoplastik terbanyak ada pada daerah Kedung Cowek Kenjeran. Rata-rata mikroplastik keempat lokasi tersebut adalah 14 partiker/12 cm cawan dalam waktu 6 jam," ucap Rafika dalam acara launching buku “Rekam Jejak Mikroplastik” dan modul "Zero-Waste School" di Kota Surabaya yang digelar di C2O Library and Collabtive, Jalan Doktor Cipto No.22, DR. Soetomo, Tegalsari, Minggu (24/9/2023).
Sementara sebagai upaya mengkampanyekan urgensi polusi mikroplastik di sungai, Ecoton mengadakan launching buku “Rekam Jejak Mikroplastik” dan modul "Zero-Waste School" di Kota Surabaya. Kegiatan ini dihadiri berbagai perwakilan organisasi lingkungan dan anak muda.
Grafik identifikasi mikroplastik di udara Surabaya.--
Dalam kesempatan itu, Rafika Apriliyanti memaparkan keunggulan bukunya. "Buku ini berisi kumpulan penelitian mikroplastik oleh Ecoton dari tahun 2019-2023 disajikan dalam bentuk data grafik penelitian, foto-foto menarik serta penjelasan secara teori yang diambil dari jurnal dan buku ilmiah," jelas perempuan asal Lumajang tersebut.
Rafika juga menjelaskan bukunya berisi definisi, sumber, sifat racun, dampak berbahaya dari mikroplastik, metode pengambilan sampel mikroplastik, serta solusi untuk terhindar dari racun mikroplastik.
"Buku ini diciptakan untuk mengedukasi masyarakat bahwa mikroplastik itu cilik mekitik, kecil kecil mematikan yang menjadi transporter senyawa toxic sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia," ujarnya.
Buku kedua yang diperkenalkan merupakan modul Zero-Waste School karya Firly M J. "Buku ini berisi kiat-kita mewujudkan SEKOLAH BEBAS SACHET dan edukasi kepada kader lingkungan sekolah." jelas alumni Antropologi Universitas Airlangga tersebut.
Firly juga menjelaskan bahwa Zero Waste Style harus di boomingkan kepada anak-anak muda generasi milenial sebagai upaya pelestarian sungai dari ancaman polusi plastik.
"Saya mengajak anak-anak untuk peka terhadap lingkungan terutama sampah yang disekitar lingkungannya karena anak menjadi agen perubahan terhadap perilaku terhadap orang tuanya sehingga gaya hidup zero waste akan menjadi kebiasaan dalam keseharian," ujarnya.
Pihaknya .endorong pemerintah untuk menekan produksi plastik secara global karena plastik diproduksi dengan minyak bumi dan ditambahkan 10.000 lebih bakan kimia.
"Selain itu buku ini mengajak pangan di kantin sekolah bebas 5P (Pewarna, Pengenyal, Pemanis, Pengawet, dan Penyedap)" ujar perempuan asal Nganjuk tersebut.
Kesempatan gratis juga uji mikroplastik pada air dan udara di Kota Surabaya. Pengunjung juga membawa air sendiri untuk di uji secara langsung. Penjelasan lebih detailnya dapat rekan-rekan baca dengan membeli buku "Rekam Jejak Mikroplastik" saat acara berlangsung dan dapat PO (Pre-Order) melalui instagram @ecoton.id.(alf/ziz)
Sumber: