Festival Dolanan Tradisional di Balai Pemuda Surabaya, Reni Astuti: Perkuat Kognitif dan Sportivitas Anak

Festival Dolanan Tradisional di Balai Pemuda Surabaya, Reni Astuti: Perkuat Kognitif dan Sportivitas Anak

Momen kebersamaan Reni Astuti bersama anak-anak dalam acara Festival Dolanan Tradisional, Wastra dan Kuliner Suroboyo.-Alif Bintang-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Balai Pemuda SURABAYA pada Minggu 19 Oktober 2025 menjadi saksi meriahnya gelaran Semarak Budaya 2025 bertajuk Festival Dolanan Tradisional, Wastra dan Kuliner Suroboyo. Acara yang menampilkan beragam permainan tradisional ini sukses memikat perhatian warga Kota Pahlawan, khususnya para keluarga.

BACA JUGA:Reni Astuti Desak Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim Tegas Tangani Pencemaran Udara di SDN III Kandangan

Bapak-ibu yang hadir bersama buah hatinya tampak antusias menikmati kekayaan budaya lokal. Tidak hanya permainan, namun juga ada kuliner khas Suroboyo serta penampilan fashion show.


Mini Kidi--

Kegiatan ini merupakan program kemitraan antara Komisi X DPR RI bersama Kementerian Kebudayaan RI yang dikemas menjadi panggung budaya oleh anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti.

BACA JUGA:Anggota DPR RI Reni Astuti Kunjungi Dua Museum Ikonik di Surabaya, Dorong Jadi Tempat Favorit Anak Muda

Dalam sambutannya, Reni menekankan pentingnya menghidupkan kembali permainan tradisional di tengah gempuran teknologi. Ia menyebut dolanan tradisional mengandung pelajaran berharga bagi perkembangan anak.

BACA JUGA:Komisi X DPR RI Apresiasi Surabaya Fashion Festival 2025, Reni: Wadah Kreativitas dan Pelestarian Budaya

"Indonesia ini kaya dengan dolanan-dolanan anak di masa lalu, yang sebenarnya kalau dilakukan sekarang juga masih menarik buat anak. Banyak anak-anak yang bergembira ketika bermain permainan tradisional," ujar Reni.

BACA JUGA:Dari Layang-Layang Hingga Bubur Madura, Reni Astuti Dorong Anak Sukomanunggal Berani Raih Cita-cita

Sorotan utama acara ini adalah dolanan tradisional, di mana anak-anak diajak meninggalkan sejenak gawai mereka dan kembali berinteraksi melalui permainan masa lampau.

BACA JUGA:Soroti Nasib Pedagang Korban Kebakaran Mapolsek Tegalsari, Reni Astuti Apresiasi Pemkot

Mulai dari egrang, gasing, bakiak, lompat tali, petak umpet, hingga dakon (congklak). Aneka permainan kelompok yang mengajarkan kerja sama ini tampak mewarnai keceriaan anak-anak di Balai Pemuda.

Reni menuturkan permainan tradisional memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh permainan digital modern.

Sumber: