Karena Orang Ketiga: Ketika Cinta Lama Tak Lagi Rahasia (2)
-Ilustrasi-
BULAN tak pernah menyangka bahwa rumah yang ia bangun dengan penuh harapan selama lebih dari sepuluh tahun akan berubah menjadi tempat penuh tanda tanya dan luka. Bintang, suaminya, mulai berubah. Dulu ringan tangan dan hangat pelukannya, kini dingin ucapannya dan singkat tanggapannya.
Awalnya, Bulan mengira itu hanya lelah. Tapi makin lama, perubahan itu terasa seperti kehadiran bayangan yang tak kasat mata, namun mengusik tiap sudut kepercayaannya.

Mini Kidi--
Suatu sore, Bulan mendapati ponsel Bintang tertinggal di meja makan. Biasanya, ia tak pernah menyentuh ponsel suaminya tanpa izin, tapi hari itu jempolnya seolah bergerak sendiri.
Dan di situlah ia melihatnya. Pesan singkat dari seorang wanita, namanya Laras:
“Malam ini jadi, kan? Aku kangen obrolan kita.”
Bulan terdiam. Tangannya gemetar. Ia membuka percakapan sebelumnya riwayat obrolan panjang, kiriman foto selfie Laras yang manja, voice note berisi tawa renyah. Semua itu mengirisnya.
Ketika malam tiba dan Bintang pulang, Bulan menunggunya di ruang tamu. Tanpa basa-basi, ia mengangkat ponsel Bintang dan bertanya pelan, “Laras itu siapa?”
Bintang terdiam. Pandangannya menusuk balik, lalu ia menghela napas dan duduk di seberang istrinya.
“Aku bisa jelaskan.”
“Jelaskan? Jadi memang ada yang harus dijelaskan, ya?”
“Dia… hanya teman lama. Kami bertemu waktu proyek kantor ke Bandung. Kebetulan dulu kami pernah dekat, sebelum aku kenal kamu,” ujar Bintang, defensif.
Bulan menahan air mata. “Kamu masih menyimpan hati untuk dia?”
“Enggak semudah itu. Aku juga bingung. Dia datang saat aku lagi merasa… hampa.”
Sumber:

