Dinas PPA dan KB Ajak Jurnalis Tulungagung Pahami Pemberitaan Ramah Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Kasil Rokhmat memberikan sambutan.--
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Dinas Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (PPA dan KB) Kabupaten TULUNGAGUNG menggelar sosialisasi dengan tema Pemberitaan Ramah Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Senin 15 Desember 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan jurnalis dari sejumlah media yang ada di Kabupaten Tulungagung.
BACA JUGA:Ratusan Ribu Anak di Tulungagung Jadi Target Program PKG, Temuan Terbanyak Kelainan Visus

Mini Kidi--
Membuka kegiatan, Kepala Dinas PPA dan KB Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat mengatakan, selama ini lebih kurang 81 aduan dan laporan diterima pihaknya.
Masyarakat bisa melapor secara langsung maupun melalui aplikasi Sapa129 yang dapat diunduh di play store. Sedangkan untuk kanal telepon, masyarakat bisa memanfaatkan nomor 129.
BACA JUGA:Anak Pembacok Ayah Kandung di Pabrik Rokok Padangan Wajib Lapor
"Kami punya kanal aplikasi laporan, ini juga pilot projectnya Kementerian, silahkan masyarakat bisa download di play store," ujarnya.
Kasil menyebut, ada beragam jenis aduan dan laporan yang diterimanya. Mulai dari eksploitasi anak, kemudian penelantaran anak, kekerasan fisik, psikis hingga pelecehan seksual pada anak dan perempuan. Kemudian pihaknya juga menerima laporan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan beragam laporan lainnya.
"Ada 81 laporan yang kami terima, namun hanya 68 saja yang menjadi tugas kami. Lainnya kami arahkan ke dinas lain sesuai tupoksinya. Angka itu terus menurun dibandingkan tahun tahun sebelumnya," ungkapnya.
BACA JUGA:Terdakwa Pemerkosa Anak Kandung di Tulungagung Akhirnya Masuk Bui
Pada kesempatan itu, Kasil Rokhmat mengajak jurnalis di Tulungagung untuk bersama - sama menyajikan informasi yang produktif, bukan malah sebaliknya.
Kasil merinci, dalam menyampaikan informasi kepada jurnalis dan masyarakat, pihaknya mempertimbangkan banyak hal. Termasuk proses pendampingan pasca kejadian yang dikhawatirkan terganggu dengan adanya berita yang viral.
"Misalnya kami telah melakukan upaya pembebasan tiga orang anak korban eksploitasi. Yakni dipaksa berjualan di pinggir simpang empat, mereka sudah kita titipkan di panti asuhan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mulai berani menata hidup, mau sekolah dan mau bercita-cita. Nah ini kita perlu masukan dari masyarakat dan jurnalis jika mendapatkan hal yang sama di lapangan," jelasnya.
Sumber:


