Pamit Mau Mati
Ayah korban--
SURABAYA, MEMORANDUM - Sementara itu, menurut Jaka, ayah korban jika SA dikenal aktif bermain dengan teman-teman sebayanya. Jika tidak diminta pulang SA tidak pulang.
"Kalau bermain suka nyoba-nyoba hal lain. Pokoknya beda dari teman-temannya. Jika temannya main biasa, SA penekan (manjat pohon)," kata Jaka saat ditemui Memorandum di rumah duka Jalan Dupak Timur II, Selasa (27/2).
Saat kejadian pada Minggu (25/2), SA, anak pertamanya bersama adiknya diajak kakak iparnya ke rumah keluarga besarnya di Sukomanunggal.
"Saat itu SA ngajak main adiknya dan sepupunya yang juga masih kecil-kecil (sebaya). Namun dibilang engkok ae (nanti saja) mungkin karena nggondok (ngambek) akhirnya main sendiri," bebernya.
Saat itu adik dan sepupunya yang lain sempat mencari SA yang bermain sendiri. Namun mereka tidak mengetahui di mana SA main lalu bilang ke keluarganya.
"Dari cerita adiknya, mas wes gak onok (kakak sudah gak ada) saat disamperin main terus akhirnya keluarga di sana mencari keberadaan SA," imbuhnya.
Jaka menjelaskan, bahwa anaknya tidak pernah main ke tempat jauh hanya sekitar rumah saja. Meski aktif bermain untuk anak seusianya, tapi SA sangat patuh ucapan ibunya. "Ya kalau tidak dibolehin main ya di rumah, tapi kalau tidak ada kami biasanya langsung ucul dewe (keluar sendiri).
Jaka menambahkan, bahwa pada Jumat (23/2), guru sekolah SA menceritakan bahwa SA pada sekolah terakhir (sekolah sampai Jumat, Sabtu), SA menyalami semua teman-temannya ketika akan pulang.
"Terus ditanya sama gurunya, ape nang endi (mau ke mana) tapi gak dijawab malah diam saja," ujarnya.
Jaka pun merasa ada keanehan saat ia pulang kerja di riwuki (diganggu) anaknya. Biasanya nunggu dirinya selesai ganti baju dan mandi baru datang ke dirinya.
"Biasanya nunggu saya selesai mandi dan ganti baju baru ngeriwuk (ganggu) ngajak main. Itu enggak, baru datang langsung ngeriwuk terus tanya-tanya tentang nabi-nabi," sebutnya.
Dalam pertanyaan yang diajukan SA terkait nabi-nabi ke dirinya, ia tidak menaruh curiga apa pun. "Bi, abi, nabi yang belah laut siapa bi. Pokoknya yang berhubungan dengan laut. Terus tanya nabi yang mati-mati seperti nabi yang disembelih siapa bi, oh Nabi Ismali ya. Terus nabi yang disalib siapa bi, dan tanya juga malaikat pencabut nyawa siapa bi. Ya saya pikir itu bawa pelajaran di sekolah terus saya edukasi sendiri SA," ungkapnya.
Jaka melanjutkan bahwa ia menjelaskan ke anaknya bahwa nabi ada 25 mulai dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. Namun yang ditanyakan selalu yang berkaitan dengan kematian.
Dalam keseharian anaknya, SA, setiap hari selalu ikut ngaji di masjid dan selawatan bersama ustaz di kampungnya. Sempat juga minta alat untuk terbangan (rebana).
Sumber: