Debat Capres-Cawapres 2024 Gunakan Botol Plastik Sekali Pakai, KPU Diprotes

Debat Capres-Cawapres 2024 Gunakan Botol Plastik Sekali Pakai, KPU Diprotes

Thara Bening Sandrina mengirimkan surat protes ke KPU RI melalui Kantor Pos Indonesia.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Sebagai bentuk protes atas penggunaan botol plastik sekali pakai dalam debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, komunitas peduli lingkungan River Warrior Indonesia melayangkan surat usulan kepada ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Disampaikan Koordinator River Warrior Indonesia, Thara Bening Sandrina, surat yang dikirimkan tersebut berisikan usulan untuk tidak lagi menggunakan botol plastik sekali pakai.

Sebab dengan meninggalkan penggunaan botol plastik sekali pakai, maka setidaknya ada 4 hal positif yang didapatkan. Yakni, mengurangi jumlah sampah plastik sekali pakai yang dihasilkan, edukasi/ kesadaran lingkungan, lebih efisien dan ekonomis, serta sebagai bentuk akuntabilitas sosial.

”Kita mengusulkan untuk stop penggunaan air minum dalam kemasan botol plastik sekali pakai. Karena sebagai lembaga penyelenggara Pemilu 2024, KPU memiliki peran penting dalam transformasi nilai-nilai kesadaran lingkungan hidup dalam pembangunan demokrasi Indonesia dan mendorong lahirnya pemimpin bangsa yang punya komitmen pada penyelamatan bumi," kata Thara usai mengirimkan surat melalui Kantor Pos Indonesia, Selasa, 30 Januari 2024.

BACA JUGA:Debat Capres Putaran Ketiga Tuai Pro dan Kontra, Ini Kata Ketua TKD Prabowo-Gibran Surabaya

Menurutnya, sebagai lembaga yang memiliki pengaruh besar, KPU dapat berperan aktif dalam mendorong perubahan perilaku positif masyarakat terkait penggunaan plastik sekali pakai.

Terlebih, acara debat capres-cawapres merupakan agenda penting yang menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

"Seharusnya menjadi contoh positif dalam mengurangi jejak sampah plastik dan memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan," tutur mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga ini.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar KPU sebagai penyelenggara mengimplementasikan upaya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dengan cara mengganti penggunaan AMDK menjadi sistem air minum isi ulang.

BACA JUGA:Debat Capres-Cawapres Putaran Kedua Dimulai, Warga Harap Tak Sekadar Umbar Jargon

Di antaranya bisa dengan menyediakan galon air minum, menyediakan gelas non plastik seperti gelas beling/gelas stainless steel, dan meminta peserta debat membawa tumbler atau wadah air minum dari rumah.

"Kontestasi presiden dan legislatif menjadi momen penting untuk melakukan Edukasi tentang krisis sampah plastik yang sedang terjadi di Indonesia," kata Thara.

"KPU seharusnya memberi contoh dengan menyediakan air minum refill atau menyediakan suguhan air minum dalam gelas sebagai upaya mengurangi sampah plastik," sambung dia.

Lebih lanjut, Thara mengungkapkan, Indonesia dikenal sebagai negara terbesar kedua di dunia penyumbang sampah plastik yang mencemari lautan global.

BACA JUGA:Debat Capres,Ini Kata Pengamat: Anies Striker, Prabowo Defender, Ganjar Playmaker

Pihaknya lantas merasa prihatin di saat dunia menghadapi krisis sampah plastik, namun Indonesia malah terus memproduksi sampah plastik sekali pakai dan membuangnya ke lautan.

"Di Indonesia, masalah sampah plastik menjadi problem nasional. Seperti diketahui, Indonesia menjadi kontributor terbesar kedua polusi plastik di lautan dunia setelah Cina," beber Thara.

Setiap harinya, lanjut dia, Indonesia memproduksi 175.000 ton sampah dengan sekitar 14% atau 24.500 ton per hari merupakan sampah plastik.

Keadaan ini dinilainya memprihatinkan karena 81% sampah di Indonesia tidak dipilah, sehingga sulit didaur ulang dan menyebabkan sampah plastik berakhir di tempat pembuangan akhir atau dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan.

"Situasi ini makin diperparah dengan fakta bahwa setiap 20 menit setara dengan 10 ton sampah plastik dibuang ke perairan di sekitar Indonesia. Misalnya Sungai Citarum yang mengitari ibu kota Jakarta, dikenal sebagai sungai yang paling tercemar di dunia dengan 74% hingga 87% sampah yang ditemukan di sungai-sungai di Jakarta adalah plastik," ungkapnya.

Jika tingkat pembuangan sampah plastik saat ini terus berlanjut, maka Thara memprediksi pada tahun 2050 jumlah plastik di lautan akan melebihi biomassa ikan.

Karenanya guna mengatasi masalah ini, Thara menyebut sangat penting untuk mempromosikan alternatif yang lebih berkelanjutan untuk air minum dalam kemasan seperti, sistem air minum isi ulang.

“Idealnya setiap peserta debat Capres-Cawapres Pemilu 2024 harus membawa botol air minum dari rumah, atau kalo KPU mau, harus menyediakan galon-galon air refill sehingga bisa menggurangi timbulnya sampah plastik sekali pakai," pungkas Thara.(bin)

Sumber: