Tingkatkan Kualitas Hidup Anak Penderita Kanker, Mahasiswa Untag Surabaya Susun Play Based Terapi Okupasi

 Tingkatkan Kualitas Hidup Anak Penderita Kanker, Mahasiswa Untag Surabaya Susun Play Based Terapi Okupasi

Assakinah Siscahyaningsih didampingi Akta Ririn Aristawati memaparkan hasil penelitiannya.-Alif Bintang.-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID-Guna meningkatkan kualitas hidup anak penderita kanker, mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Assakinah Siscahyaningsih, menyusun penelitian dengan pendekatan inovatif play-based occupational therapy.

Melalui skripsi berjudul Efektivitas Play-Based Occupational Therapy dalam Meningkatkan Quality of Life pada Anak Penderita Kanker, Assakinah ingin meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, serta mendukung perkembangan aktivitas sehari-hari anak penderita kanker.

BACA JUGA:Soroti Kasus Bunuh Diri, Psikolog Untag Dorong Individu Manfaatkan Layanan Konsultasi Gratis

BACA JUGA:Untag Surabaya Buka Fakultas Kedokteran, Siapkan 50 Mahasiswa untuk Angkatan Pertama


--

“Play-based occupational therapy (PBOT) atau terapi okupasi berbasis permainan adalah metode terapi yang memanfaatkan berbagai jenis permainan untuk membantu pasien dalam mengasah keterampilan hidup,” terangnya, Selasa, 18 Februari 2025.

Dalam penyusunannya, Assakinah dibimbing oleh Dra Tatik Meiyuntariningsih MKes Psikolog dan Akta Ririn Aristawati SPsi MPsi Psikolog.

Sasa, sapaan akrab Assakinah mengungkapkan bahwa pemilihan topik skripsinya tidak terlepas dari pengalaman pribadinya saat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Surabaya saat semester lima.

"Saat mengikuti kegiatan tersebut, saya terinspirasi untuk menciptakan program yang inovatif dan bermanfaat bagi penderita kanker," tuturnya.

Setelah melakukan observasi dan wawancara, dirinya menemukan bahwa banyak anak penderita kanker yang sering merasa lelah dan sedih akibat menjalani terapi pengobatan rutin. Sasa pun tergerak untuk mencari solusi yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

"Berbagai jenis permainan digunakan dalam terapi ini. Di antaranya mainan perkakas, rubik, dan estafet bola emoji. Saya juga memanfaatkan alat bantu seperti pop-up book, pohon harapan, dan bola untuk memperkuat efek terapi," paparnya.

Dalam hasil penelitiannya, Sasa membuktikan bahwa terapi ini mampu secara signifikan meningkatkan kualitas hidup anak-anak penderita kanker.

"Subjek penelitian saya sebagian besar adalah anak-anak yang menderita leukemia, jenis kanker darah yang umum terjadi pada anak-anak," ungkap Sasa.

"Melalui penelitian ini, saya ingin menunjukkan bahwa terapi berbasis permainan bisa memberikan dampak positif pada kualitas hidup mereka, terutama dalam menghadapi tantangan berat selama perawatan," sambungnya.

Sumber: