Pembunuhan Istri di Surabaya, Psikolog Dr Soetomo: Selingkuh Jadi Pemicu Gejala Gangguan Kepribadian Ambang

Pembunuhan Istri di Surabaya, Psikolog Dr Soetomo: Selingkuh Jadi Pemicu Gejala Gangguan Kepribadian Ambang

Psikolog Dr Soetomo Antony--

SURABAYA, MEMORANDUM - Pembunuhan sadis yang dilakukan Andrianto, oknum tentara bersama selingkuhannya Listiana Agustina dengan cara menjerat leher istrinya Pipiet Dian Lestari, lalu membuangnya ke parit di daerah Bangkalan, Madura, serta membakarnya mendapatkan komentar dari Pakar Lembaga Psikolog Dr Soetomo Antony SPsi, Selasa, 3 Oktober 2023. 

 

Antony menjelaskan, bahwa menurut studi penelitian, disebutkan jika perselingkuhan adalah kegiatan seksual atau emosional dalam bentuk ketidaksetiaan yang dilakukan oleh suami atau istri yang menjalani hubungan intim dengan orang lain dan melanggar komitmen atau kepercayaan antara keduannya.

 

"Selingkuh bisa menjadi gejala gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD). Jenis gangguan kesehatan mental ini membuat penderitanya memiliki suasana hati, emosi, hubungan, dan perilaku yang berubah-ubah. Ada juga faktor genetik, lingkungan, ekonomi, sosial, dan psikis yang ikut berperan," kata Antony.

 

Ia menjelaskan bahwa efek perselingkuhan bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik seseorang dalam bentuk depresi, kecemasan, hingga libido berkurang.

BACA JUGA:Bareng Selingkuhan, Oknum Tentara di Surabaya Bunuh Istri Sah

BACA JUGA:Sebelum Bakar Istri, Oknum Tentara di Surabaya Dua Kali Berhubungan Seks dengan Selingkuhan

 

"Gejala gangguan kepribadian ambang atau BPD sebagai kondisi kronis yang ditandai dengan ketidakstabilan suasana hati, citra diri, dan perilaku, adanya gangguan pemahaman identitas, impulsif, tidak berpikir panjang, reaksi emosi yang intens dan sulit terkontrol," bebernya. 

 

Dalam kondisi tertentu, perilaku yang ditimbulkan dapat membahayakan atau merusak diri sendiri, disosiasi atau sulit berinteraksi normal dengan orang lain. Umumnya terdapat depresi, kecemasan berlebihan, dan kemarahan yang tidak pada tempatnya. 

 

Sumber: