Cegah HIV di Surabaya, Ketua Komisi D Akmar: Butuh Kerja Sama Lintas Sektor
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, dr. Akmarawita Kadir.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kasus HIV pada anak-anak di SURABAYA terus menjadi perhatian serius. Ketua Komisi D DPRD SURABAYA, dr. Akmarawita Kadir, mengungkapkan data mengejutkan bahwa hingga September 2024, terdapat 5 anak berusia sekitar 0-14 tahun yang terinfeksi HIV.
"Anak anak ini usia 0 sampai 14 tahun yang ada data saya lihat sampai September 2024," kata dr Akmar diwawancarai Memorandum.
Pihaknya mengungkapkan keprihatinan mendalam dan menekankan pentingnya pencegahan, terutama pada ibu hamil yang terinfeksi HIV.
BACA JUGA:Bocah SD Terinfeksi HIV Ingin Lulus Sekolah dan Punya HP untuk Belajar
"Ketika ditracing anak tersebut menjadi korban penularan dari ibu mereka yang terinfeksi HIV, " ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Akmar menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Surabaya telah berupaya keras melakukan pencegahan HIV, terutama di tingkat puskesmas. Namun, beliau menekankan pentingnya penguatan program-program tersebut, salah satunya dengan menyediakan obat-obatan secara gratis bagi penderita yang terinfeksi HIV.
"Biaya pengobatan HIV sangat mahal.Jika penderita tidak mendapatkan akses obat gratis dari pemerintah, mereka akan kesulitan menjalani pengobatan dan kualitas hidup mereka akan terancam. Jadi banyak program program yang sudah dilakukan pemkot, cuma program program ini harus dikuatkan lagi, " jelasnya.
BACA JUGA:Keluarga Mantan Istri Tidak Memberitahu Jika Mawar Terinfeksi HIV
Legislator dari Partai Golkar tersebut menyarankan agar upaya pencegahan diperkuat dengan melibatkan lintas sektor dan seluruh lapisan masyarakat. Kampanye sosialisasi yang masif dan edukasi sejak dini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV.
"Selain itu, perlu dipastikan bahwa semua penderita HIV, terutama anak-anak, mendapatkan akses yang mudah dan terjangkau terhadap pengobatan, " paparnya.
Akmar juga mengungkapkan bahwa upaya pencegahan HIV tidak hanya bergantung pada sektor kesehatan, tetapi juga membutuhkan kerja sama lintas sektoral.
BACA JUGA:Bocah SD Penderita HIV di Surabaya Tertular dari Ibu
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan Dinas Kesehatan. Oleh karena itu untuk melakukan penguatan pencegahan HIV ini harus lintas sektoral, sinergis ini harus berjalan dengan baik untuk mengurangi HIV," tegasnya.
Menurutnya peran Dinas Informatika juga sangat krusial dalam membatasi akses anak-anak terhadap konten pornografi di media sosial. Konten seperti ini sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja dan meningkatkan risiko penularan HIV.
Sumber: