Produsen dan Pembeli Dibekuk, Sudah Edarkan Upal Rp 55 Juta di Surabaya-Malang
Barang bukti upal yang diamankan.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Rangga Prananta (33), pembuat uang palsu (upal) asal Tlogosari, Malang, mengaku memproduksi sendirian secara autodidak di Youtube.
Tersangka masih ingat ketika itu awal bulan Januari 2024, dia sedang berjualan ayam potong di pasar. Disela-sela menunggu pembeli sambil melihat chanel youtube.
"Saya melihat tayangan chanel milik kepolisian yang sedang menangkap pelaku upal Pak. Di chanel itu, saya lihat ada beberapa seri yang menayangkan cara membuat upal," beber Rangga.
BACA JUGA:Residivis Magersari Gasak HP Karyawan Kafe
Pada tanggal 20 Januari 2024, dia mulai membuat uang palsu. Bahan-bahan yang dipersiapkan mulai printer untuk mencetak upal. Kemudian empat lembar uang asli Rp 100 ribu, cat philox, dan kertas HVS A4.
"Saya mempraktekkan dan mempersiapkan bahan-bahannya sesuai di youtube itu," beber Rangga.
BACA JUGA:Pengedar Upal Dibekuk Polsek Gubeng, Belajar Otodidak dari YouTube
Rangga menjelaskan, awalnya men-scan uang asli miliknya. Setelah jadi lalu dicetak menggunakan printer dan dicetak di kertas HVS ukuran A4. Hasil cetakan uang kertas ratusan ribu palsu itu selanjutnya dipotong-potong.
"Setelah dicetak, uang terlihat putih dan kurang tajam warnanya, saya semprot menggunakan cat philox agar sesuai aslinya," jelas Rangga.
Setelah jadi, uang palsu itu dipasarkan di akun Facebook milik Rangga. Penjualan itu dilakukan secara terang-terangan tanpa kode-kode. Dia melayani pembeli online dengan sistem cash on delivery (COD). Agar tidak ketahuan, upal dibungkus Styrofoam, wadah pembungkus makanan.
"Saya bungkus Styrofoam. Kemudian saya bungkus lagi dengan kantong plastik dan solasi agar tidak mudah rusak," tutur Rangga.
Pembayaran diterima setelah uang palsu sudah sampai di pembeli. Upal dijual dengan perbandingan satu banding empat. "Empat lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu saya jual seharga Rp 100 ribu," ujar Rangga.
Rangga mengungkapkan, sampai bulan Maret 2024 atau selama beroperasi sudah memproduksi upal sebanyak Rp 200 juta lebih. Rata-rata yang membeli uang palsunya adalah orang-orang dari kota besar, seperti Malang dan Surabaya.
“Sudah sekitar Rp 55 juta uang palsu yang beredar (terjual)," jelas Rangga.
Sumber: