Mengulik Suasana Surabaya via Puisi Rentang Karya Malik Fatichal
Kemacetan di Surabaya yang tidak terhindarkan.--
MEMORANDUM - Malik fatichal merupakan seorang mahasiswa Unesa yang berhasil menggambarkan surabaya dengan kalimat sederhana. biasa kita sebut puisi. Ia merangkum surabaya dalam puisi "Rentang". karya ini mencakup hiruk pikuk, kemacetan hingga siklus kejadian yang terus berulang di kota surabaya:
Rentang
Ini tentang hidup sebatas harian,
bulanan, tahunan, berpuluh-puluh tahun, menunggu ajal
Salah satunya, harian
Dari terbit matahari menelikungi rentetan bunyi yang menarik perhatian sembari harap cepat-cepat malam guna mentas dari riuhnya
Saat terbenam alih-alih mentas, duduk di atas seluncuran dengan kaki yang ditarik ke bawah
Menuju bulanan, tahunan, ajal dan bunyi-bunyian yang lebih keras
Menunggu diredam.
BACA JUGA:13 Siswa SMA Negeri 6 Surabaya Tidak Naik Kelas karena Sering Bolos
1.Sosiologi Warga Surabaya
Dalam puisi "Rentang" Malik menggambarkan kondisi sosial masyarakat surabaya yang mayoritas merupakan pekerja industri. Para pekerja berangkat pagi, pulang saat petang hingga membentuk pengulangan terus menerus. Mereka bekerja demi memenuhi kebutuhan masing-masing. siklus ini menjadi hiasan sehari-hari bagi kota surabaya.
2. Kemacetan
Puisi ini menggambarkan kemacetan yang terjadi di surabaya. hiruk pikuk dari pagi hingga malam dan terus berulang. harian, bulanan dan tahunan. sehingga masyarakat surabaya terbiasa dan mengetahui bahwasanya, pagi dan petang merupakan padat-padatnya jalan.
Sumber: