Hari Pertama Bekerja, 36.000 Data Potensial Pemilih Pilkada 2024 di Tulungagung Sudah Tercoklit

Hari Pertama Bekerja, 36.000 Data Potensial Pemilih Pilkada 2024 di Tulungagung Sudah Tercoklit

Pelantikan pantarlih.-Biro Tulungagung-

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Sesuai dengan tahapan pelaksanaan Pilkada 2024, Senin 24 Juni 2024, KPU TULUNGAGUNG telah melantik 3.195 petugas pemutakhiran data pemilih (PDPP) atau Pantarlih untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur serta pemilihan bupati dan wakil bupati TULUNGAGUNG.

Pelantikan Pantarlih dilakukan oleh masing-masing Sekretariat PPS yang ada di kelurahan/desa di Kabupaten Tulungagung.

Usai dilantik dan mengikuti bimbingan teknis, 3.195 Pantarlih langsung bekerja mencocok dan meneliti (Coklit) data potensial pemilih yang ada di wilayah kerjanya.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Tulungagung, Dewa Aditya.

BACA JUGA:KPU Tulungagung Buka Pendaftaran Ribuan Pantarlih Untuk Pilkada 2024

Dewa pada Selasa 25 Juni 2024 mengatakan, sampai hari Senin malam data yang masuk sudah sebanyak 36.000 data potensial pemilih yang sudah dicocokkan dan diteliti oleh Pantarlih se Kabupaten Tulungagung.

"Data di kami ada 36.000 data potensial pemilih yang sudah dicoklit oleh Pantarlih. Ini melebihi target awal kita karena diawal itu kami menargetkan satu Pantarlih bisa mencoklit 10 data potensial pemilih di hari pertama kerja. Kita hitung saja jumlah Pantarlih kita ada 3.195, maka itu sudah melewati target dan memecahkan rekor 1 juta data tercoklit SE Jawa Timur di hari pertama kemarin," terangnya.

Memasuki hari kedua yakni Selasa ini, pihaknya berharap semakin banyak data yang sudah dicocokkan dan diteliti oleh Pantarlih. Sehingga, target kerja selama satu bulan yang diemban oleh Pantarlih bisa dirampungkan.

"Pantarlih ini usai dilantik akan bekerja selama satu bulan, dengan mendatangi langsung data potensial pemilih dan mencoklitnya," lanjut Dewa.

BACA JUGA:Penggunaan Aplikasi Sirekap Untuk Pilkada 2024, KPU Tulungagung : Belum ada Instruksi

Dewa mengungkapkan, ada beberapa hambatan yang bisa saja ditemui Pantarlih di lapangan. Namun pihaknya memastikan hambatan tersebut bukan hambatan signifikan yang bisa menggagalkan kerja Pantarlih dalam mencocokkan dan meneliti data potensial pemilih.

Misalnya kendala saat upload data dalam aplikasi. Karena aplikasi digunakan secara bersamaan secara nasional. Pihaknya meyakini potensi terjadinya upload data bisa terhambat. Namun pihaknya telah berpesan kepada Pantarlih agar memilih waktu yang tepat saat upload data.

"Tinggal bagaimana pintar - pintarnya teman Pantarlih mengambil waktu upload, karena potensi itu memang ada," jelasnya.

Selain hal itu, pihaknya juga berpesan agar Pantarlih lebih teliti dan mewaspadai potensi masuknya Warga Negara Asing (WNA) dalam data potensial pemilih.

Sumber: