Kasatpol PP Kabupaten Malang Inisiasi Balita Penderita Hidrosefalus Berobat Gratis
Anak AD dibawa ke RSUD Kanjuruhan.-Achmad Tauchid-
MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Kasatpol PP Kabupaten Malang Firmando Hasiholan Matondang melakukan aksi kemanusiaan pada Jumat 11 April 2025, dengan membawa balita penderita hidrosefalus, untuk mendapatkan penanganan medis di RSUD Kanjuruhan.
BACA JUGA:Kapolres Situbondo Bantu Anak Penderita Hidrosefalus
Dalam melakukan aksi kemanusiaan tersebut, Firmando rela menggunakan mobil dinasnya untuk membawa AD (5), segera memperoleh penanganan medis. Dia meminta sopir pribadinya untuk segera, membawa AD dan orang tuanya ke RSUD Kanjuruhan milik Pemkab Malang segera.

--
"Cepat bawa ke RSUD Kanjuruhan keburu hujan, nanti jalanan tidak bisa dilewati. Tolong segara antarkan pasien beserta ibu bapaknya nanti saya bisa cari tumpangan untuk balik ke kantor," perintah Firmando kepada sopirnya, Jumat 11 April 2025.
AD adalah putra dari pasangan Ali Djaini (28) dan istrinya Siskawati (27). Keluarga ini tinggal di kawasan Magersari atau Magersaren, sebuah kampung yang ada di Dusun Arjosari, Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
BACA JUGA:Bocah Penderita Hidrosefalus Madiun Ini Butuh Perhatian Semua Pihak
Ali Djaini sehari hari bekerja sebagai buruh tani. Pasutri ini menikah pada 2017 dan dikaruniai 2 orang anak. Anak pertamanya perempuan lahir di tahun 2018, dan anak keduanya AD, lahir di tahun 2020 dengan kondisinya hidrosefalus.
Sementara itu Kepala Desa Sumber putih, Bambang mengaku, bahwa AD ini mengidap penyakit sejak tiga tahun lalu.
"Sebenarnya kami sudah berusaha memfasilitasi, akan tetapi orang tuanya masih takut dan mungkin masih berpikir terkait biaya transportasinya mengingat tempat kami yang jauh dan tidak cukup hanya sekali dua kali pergi ke RS. Urusan transportasi ini saja kan memang tidak murah," tutur Bambang.
Kampung tempat tinggal AD saat ini cukup terpencil. Hanya berisikan sekitar 40 kepala keluarga saja. Itupun tanah yang mereka pakai untuk mendirikan rumah, masih berupa rumah kayu dan numpang milik Perhutani Malang.
Masyarakat di sekitar tempat tinggal AD, sebagian besar hidup dari buruh tani dan penggarap hutan. Akses menuju kampung Magersaren juga tidak mudah. Hanya truk pengangkut pasir saja yang tiap hari terlihat lalu lalang. Dusun ini merupakan permukiman paling atas di wilayah Wajak, karena setelahnya adalah kawasan hutan Semeru dan tidak ada jalan lagi kecuali hutan belantara.
BACA JUGA:Wabup Minta Penderita Hidrosefalus Dirawat di RSUD Sidoarjo
Melihat latar belakang kampung tersebut, Kepala Satpol PP Kabupaten Malang, Firmando menginisiasi melakukan kegiatan apel dan bhakti sosial di dusun tersebut bersama dengan PPNI (Paguyuban Perawat Nasional Indonesia).
Sumber:


