umrah expo

Pengabdian Dosen Unugiri Kembangkan Ekonomi Kreatif Pesantren Melalui Olahan Singkong

Pengabdian Dosen Unugiri Kembangkan Ekonomi Kreatif Pesantren Melalui Olahan Singkong

Tim Dosen Unugiri saat melakukan pengabdian--

BOJONEGORO, MEMORANDUM.CO.ID - Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kemandirian ekonomi pesantren, tim dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan pengabdian masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun anggaran 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Pemula yang mengusung tema “Pengembangan Ekonomi Kreatif pesantren melalui Usaha Tepung Mocaf dan Aneka Olahan dari Singkong.”

BACA JUGA:Dosen UNUGIRI Bojonegoro Gandeng KKG-RA Kecamatan Soko Gelar Pelatihan Implementasi Naskah Drama Tematik Jawa


Mini Kidi--

Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 3-5 Agustus 2025, bertempat di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Desa Sugihwaras, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, ini bertujuan untuk menjawab tantangan ekonomi yang dihadapi pesantren, dengan memanfaatkan potensi lokal yang belum tergarap optimal, yaitu singkong.

Ketua tim pengabdian, Ulva Badi’ Rohmawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi ekonomi pesantren. 

“Selama ini, pesantren Al-Hidayah memiliki potensi hasil pertanian, khususnya singkong, namun belum dikelola secara maksimal. Padahal, jika diolah menjadi produk bernilai jual tinggi seperti tepung mocaf dan aneka camilan, tentu bisa menopang ekonomi pesantren secara berkelanjutan,” ujarnya.

BACA JUGA:Bantu Masyarakat Cegah Kanker Serviks, Unugiri Sosialisasikan Alat Deteksi Dini Berbasis AI

Berdasarkan hasil observasi tim pengabdian, Pondok Pesantren Al-Hidayah menghadapi sejumlah persoalan. Di antaranya, masih rendahnya kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang tercermin dari minimnya keterlibatan dalam pelatihan maupun pelatihan manajerial. Selain itu, aspek finansial menjadi tantangan utama karena ketergantungan pada infaq wali santri yang bersifat tidak tetap. Pemasukan pesantren hanya berasal dari jasa sewa sound system dan pertanian sederhana seperti padi, jagung, dan singkong.

BACA JUGA:Bupati Wahono Beri Apresiasi Pemberangkatan KKN Unugiri 2025, Dorong Mahasiswa Bangun Koperasi Desa

Singkong menjadi sorotan utama karena daya tahannya yang singkat serta harga jual yang relatif rendah. Selama ini, singkong hanya dikonsumsi dengan cara direbus atau digoreng, tanpa inovasi lebih lanjut. Padahal, potensi produk turunannya seperti tepung mocaf, keripik, atau camilan modern sangat besar.

Program pengabdian ini dilakukan secara sistematis melalui lima tahapan utama: sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, dan evaluasi-keberlanjutan.

BACA JUGA:LPPM Unugiri Beri Pembekalan Mahasiswa KKN 2025, Sasar 5 Kabupaten

Pada tahap pertama, tim melaksanakan sosialisasi dengan metode ceramah dan diskusi. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan singkong sebagai bahan pangan potensial, manfaat gizi dari tepung mocaf, serta konsep One Pesantren One Product (OPOP).

Selanjutnya, pada tahap pelatihan, peserta diajak melakukan praktek langsung pembuatan tepung mocaf dan olahan singkong seperti keripik pedas manis, sambal goreng singkong, dan cassava chips. Dalam sesi ini, tim juga memberikan pelatihan pengemasan dan pelabelan produk agar menarik secara komersial.

Sumber:

Berita Terkait