Dompet Suami Masih Milik Mertua: Mertuaku Selalu Ingin Menang Sendiri (2)

Dompet Suami Masih Milik Mertua: Mertuaku Selalu Ingin Menang Sendiri (2)

-Ilustrasi-

Puncaknya terjadi saat Bulan mendapat kabar bahwa ayahnya di kampung jatuh sakit dan perlu bantuan biaya rumah sakit. Ia langsung memberi tahu Bintang.

“Kamu bisa bantu?” tanya Bulan.

“Aku harus bilang Mama dulu. Uang tabungan kita kan dipegang beliau.”

“Tang, itu orang tuaku. Sama seperti Mamamu adalah ibumu,” suara Bulan meninggi.

“Aku tahu, tapi aku nggak bisa ambil keputusan sepihak…”

Hari itu, Bulan merasa seakan tak punya suami. Hanya perantara yang terlalu takut membuat keputusan.

Beberapa hari setelahnya, Bulan memberanikan diri menyampaikan isi hatinya kepada mertua.

“Bu, saya tahu Ibu ingin yang terbaik untuk Bintang. Tapi saya juga ingin jadi bagian dari keputusan-keputusan penting dalam keluarga kami. Kami bukan anak-anak lagi. Kami suami istri.”

“Kamu terlalu sensitif, Bulan. Mama hanya bantu mengatur. Lagipula, semua ini uang keluarga. Kamu kan cuma numpang hidup.”

Kalimat itu seperti cambuk di hati Bulan. Ia tak menjawab. Hanya tersenyum dan pamit dengan tenang.

Di kamarnya malam itu, Bulan menulis surat. Bukan surat perpisahan, tapi sebuah ultimatum cinta:

“Aku menikahi kamu karena ingin hidup bersama, bukan hidup diatur bersama. Kalau kamu tidak bisa menjadi kepala keluarga karena takut menyakiti ibumu, maka aku akan jadi kepala keluarga untuk anak-anakku, walaupun tanpamu.”

Sumber: