Konsultan Politik H Hamy Wahjunianto Debat Capres Beri Pendidikan Politik Rakyat

Konsultan Politik H Hamy Wahjunianto   Debat Capres Beri Pendidikan Politik Rakyat

drh H Hamy Wahjunianto MM berdialog bersama host Memorandum TV Rakhmat Hidayat.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Debat calon presiden dan calon wakil presiden menjadi pendidikan politik bagi rakyat pemilih. Karena itu, rakyat pemilih harus lebih mendalami dengan mencari referensi dari banyak pihak untuk mengetahui lebih jauh visi misi calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 14 Pebruari 2024.

Pengamat politik drh H Hamy Wahjunianto MM menyebutkan, berbagai survai terkait kepuasan terhadap kinerja presiden Joko Widodo mencapai 73 persen sampai 75 persen. Hamy menyampaikan, dari berbagai survay seluruh dunia bahwa saat ini tingkat kepuasaan rakyat itu pada Pak Joko Widodo.

Tetapi jika dikomparasikan dengan survay para calon presiden-calon wakil presiden, ternyata elaktabilitas Pak Jokowi dengan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (putra Jokowi) berbedah jauh.

BACA JUGA:Hamin Gimbal Jadi Bintang Tamu Podcast Memorandum TV: Mencintai Persebaya dengan Hati

“Elaktabilitas putra presiden bersama Capres Pak Prabowo mencapai 40 persen sampai 45 persen. Jadi ada selisih jauh antara Presiden Jokowi dengan putranya yang maju cawapres. Hasil survai ini menarik,” sebut Hamy.

BACA JUGA:Koordinasi Kamtibmas, Kapolsek Tambaksari Sambangi Tokoh Agama

Menurut Hamy, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo yang mencapai 75 persen, ternyata masyarakat mengeluh masih sulitnya mencari kerja, ibu-ibu atau emak-emak juga mengeluh harga kebutuhan samakin mahal. “Ini saat melakukan interviu, masyarakat menyampaikan kebutuhan semakin mahal, dan sulitnya mencari kerja. Tetapi melihat kinerja pemerintahan, masyarakat menyampaikan puas,” kata Hamy yang juga kandidat doktor ilmu manajemen SDM Unibraw ini.

Dirinya melihat debat capres-cawapres membuat masyarakat pemilih semakin cerdas. Dia berharap juga debat juga semakin seru menghadapi pesta demokrasi. Karena itu, dirinya melihat potensi Pilpres 2024 akan berjalan lebih dari satu putaran. “Kata orang surabaya lha kok nyimut. Karena ini pesta demokrasi,” tegas dia.

Hamy berharap pertarungan Pilpres 2024 berjalan menarik dan menjadi tontonan menarik dan memberikan pendidikan politik pada rakyat pemilih. Ia mencontohkan pertarungan el clasico Madrid vs Barcelona, dari detik awal sampai detik akhir. “Kalau bisa masuki tambahan waktu,” prediksi Hamy.

Hamy Wahjunianto yang aktif sebagai Ketua RW 4, Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, juga didampingi Ketua RW 3, Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Muchlis Darmawan berharap tidak berpihak pada salah satu pasangan capres-cawapres. Sebagai konsultan politik dan pengamat politik, pertarungan Pemilu 2024 akan berlangsung seru. Apalagi Presiden Joko Widodo juga akan cawe-cawe (ikut) mengawal pelaksanaan pemilihan presiden. “Saya melihat budaya Indonesia ini, ada ewuh pekewuh, sungkan, budaya guyub, budaya hambangun projo. Artinya yang diduga menang disurvay belum tentu menang di hati rakyat. Karena itu, juga harus diuwaspadai oleh semua tim sukses capres,” tandasnya.

Dirinya menyampaikan sempat belajar di Pilpres Barak Obama Jilid 2 di Amerika. Hamy menyebutkan ternyata di negara yang demokrasinya dianggap paling maju di dunia, ternyata juga masih melakukan politik identitas. “Amerika yang dianggap sebagai mbahnya demokrasi masih melakukan seperti itu (politik identitas). Termasuk Barak Obama di bully soal keyakinan agama. Ingat Mbahnya Demokrasi (Amerika) masih melakukan isu seperti itu,” kata dia. 

Meski begitu, Hamy menyebutkan culture debat sebenarnya bukan culture Indonesia. Karena budaya Indonesia adalah rembukan. Di Amerika tidak ada budaya rembukan. “Masyarakat pemilih harus diedukasi, melalui debat capres ada kematangan perilaku politik masyarakat untuk membantu kematangan kontestasi capres-cawapres di Pilpres 2024,” tegas Hamy.    

Dari debat capres-cawapres, Hamy meyakini ada mutasi pemilih di calon presiden-calon wakil presiden. Khususnya di pemilih level atas. Sementara masyarakat pemilih ditingkat grasroad tidak akan berubah. “Mutasi pemilih bisa menyampai 10 persen,” sebutnya.

Hamy mengingatkan, tim sukses capres-cawapres tidak bisa berharap massa pemilih akan berubah dukungan. Karena itu, selain debat capres harus didukung kerja tim sukses terjun meyakinkan masyarakat pemilih. “Menariknya masyarakat Indonesia yang menonton debat capres mencapai 40 persen. Karena itu butuh dilapisi tim sukses turun ke rakyat untuk mendorong pelaksanaan pilpres,” tutup Hamy. (day)

Sumber: