Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (5-habis)
Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto--
Dimaafkan asal Suami Mau Taubatan Nasuha
Kepada Ikin, Winih mengaku akan menerima kembali Rahmad asal suaminya itu jujur. Sebaliknya, dia rela berpisah dari Rahmad meski harus menanggung seorang baby. Sendirian. Menjadi single parent.
Ikin juga menambahkan bahwa ia menyarankan Rahmad sebaiknya minta maaf karena Winih bukan perempuan sembarangan.
Ia tidak tahu apakah Winih punya kelebihan spiritual tertentu, yang jelas perempuan ini harus dipertahankan sebagai istri. Jangan sampai menyesal karena meninggalkan atau dia tinggalkan.
Ikin lantas memperlihatkan foto Rahmad dan Winih. Memorandum sangat kaget karena sangat mengenalnya. Winih adalah cucu seorang kiai sepuh di Mojokerto, guru ngaji Memorandum semasa SMP dan SMA.
BACA JUGA:Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (4)
Mbah Kiai, begitu dia biasa disapa, dikenal tidak hanya di Mojokerto. Banyak pejabat, bahkan yang level nasional, sering nyuwun dawuh dan petunjuk kepada priyantun sepun ini.
Mbah Kiai tidak pernah pandang bulu. Siapa pun yang datang kepadanya selalu dibantu. Ikhlas, tanpa embel-embel apa pun. Sampai kini pun, setiap pulang kampung ke Mojokerto Memorandum selalu mampir ke pondok pesantren beliau.
Saat kami sedang asyik berbincang, terdengar salam. Allahu akbar. Ternyata yang datang Rahmad bersama Winih dan bayi mereka. Melihat Memorandum, Winih sedikit menjerit, “Om Yuli (panggilan masa kecil Memorandum, red) ya?’
BACA JUGA:Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (3)
Winih tidak asing bagi Memorandum karena merupakan cucu Mbah Kiai, dia juga teman anak pertama Memorandum saat mondok di Jombang. Jadi, dia sering dolan ke rumah.
Memorandum lantas mendekati Rahmad dan membisikinya lirih, “Jangan kau sakiti istrimu kalau ingin celaka dunia-akhirat.”
BACA JUGA:Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (2)
BACA JUGA:Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (1)
Rahmad menoleh, menatap lekat-lekat mata Memorandum dan tersenyum kecut. Pelan-pelan kemudian mengangguk. Ragu-ragu dan diulanginya. (jos, habis)
Sumber: