Pemkot Surabaya Gencar Jaring Siswa Bolos Sekolah, Aktivis Perempuan: Bukti Negara Hadir

Pemkot Surabaya Gencar Jaring Siswa Bolos Sekolah, Aktivis Perempuan: Bukti Negara Hadir

Aktivis perempuan Lia Istifhama.--

Surabaya, Memorandum - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya saat ini sedang gencar melakukan upaya antisipasi dan pencegahan dini terhadap fenomena kenakalan remaja.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni, menginstruksikan Satpol PP Surabaya untuk turun memberikan pembinaan kepada para pelajar yang membolos sekolah.

Upaya tersebut lantas mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, tak terkecuali aktivis perempuan, Ning Lia Istifhama.

“Upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya menunjukkan hadirnya negara dalam menjamin ketertiban masyarakat dan sekaligus menguatkan character building generasi muda," kata Ning Lia, Jumat (22/9).

Menurutnya, peran nyata Pemkot Surabaya sebenarnya sudah tampak dalam hal mereduksi potensi kenakalan remaja, yaitu melalui upaya kuratif terhadap anak-anak yang terjerat kenakalan remaja.

Tepatnya, melalui sekolah kebangsaan yang diresmikan pada Februari 2023 lalu. Sasarannya yakni, remaja yang terjaring operasi pemberantasan tawuran, balapan ilegal, dan minuman beralkohol dalam kurun Desember 2022 diberikan pembinaan.

Namun, keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini tak menampik bahwa upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya akan sepenuhnya efektif tidak diamini semua pihak.

“Kita harus akui, kejahatan sangat mustahil untuk diberantas secara tuntas, melainkan sangat mungkin untuk direduksi dan ditanggulangi. Hal ini karena sebab terjadinya kejahatan ataupun kenakalan remaja sangat varian. Contoh, pengaruh negatif pergaulan mereka ataupun konten sosial media yang tidak bijak serta faktor keluarga," terangnya.

Lebih rinci Ning Lia memaparkan, jika faktor sosial media cenderung munculnya riak degradasi sosial akibat keterbukaan sosial media yang tidak diimbangi filterisasi oleh pemerintah, maka lain lagi dengan faktor keluarga.

“Faktor keluarga di sini bahwa anak-anak ingin menunjukkan eksistensi di saat mereka merasa kurang diakui oleh orang sekitar mereka. Ataupun bisa jadi karena mereka mencari pelampiasan masalah psikis yang mereka hadapi akibat tekanan keluarga. Faktor keluarga ini, ujung pangkalnya tetap pada perilaku orang tua yang menjadi contoh nyata anak-anak sehari-hari," jelas dia.

Ditegaskan Ning Lia bahwa analisa sebab terjadinya kejahatan akan menjadi referensi solusi yang efektif dalam menekan kenakalan remaja.

“Dari analisa sebab terjadinya kejahatan, maka solusi efektif sangat bisa ditempuh yaitu, mengkombinasikan cara abolisionistikdan moralistik. Cara moralistik di antaranya yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya yaitu melalui pembinaan pada remaja yang terjaring kenakalan remaja ataupun yang bolos sekolah," katanya.

Sedangkan cara abolisionistik, lanjut Ning Lia, akan bisa tercapai jika ada peran aktif keluarga dan sekolah. Di antaranya dengan membangun nuansa kebersamaan dalam keluarga dan mengajarkan anak agar tanggung jawab. Artinya, apa yang dilakukan mereka akan berdampak pada orang sekitar.

"Cara lainnya bisa dengan menutup akses pihak lain yang mendukung kenakalan remaja. Sebagai contoh, melarang penjualan miras dan praktik judi," pungkas Ning Lia. (bin)

Sumber: