Kasus Dugaan Kekerasan di SMA Gloria 2 Surabaya, Satreskrim Polrestabes Surabaya Segera Panggil Saksi-saksi
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam waktu dekat, Satreskrim Polrestabes Surabaya akan memanggil saksi-saksi terkait adanya dugaan kekerasan terhadap guru yang terjadi di lingkungan SMA Kristen Gloria 2 Surabaya.
Disampaikan Kasatreskrim AKBP Aris Purwanto, pihaknya telah menerima limpahan surat laporan pengaduan tersebut dari SPKT. Selanjutnya akan dilakukan penyelidikan.
"Aduan sudah kami terima. Kami akan memanggil saksi-saksi dalam waktu dekat untuk dimintai keterangannya terkait kejadian tersebut," kata Aris, Kamis, 31 Oktober 2024.
BACA JUGA:Polrestabes Terima Aduan Kekerasan dari SMAK Gloria 2 Surabaya
Seperti diketahui, pihak SMAK Gloria 2 membuat aduan di Polrestabes Surabaya terkait kericuhan yang terjadi pada Senin lalu 21 Oktober 2024 di halaman sekolah.
Pihak sekolah mengadukan Ivan dan kelompoknya atas dugaan ancaman dengan kekerasan terhadap salah seorang guru.
Pengadu yakni, LSP, guru SMAK Gloria 2 yang menjadi korban premanisme Ivan dkk. Ivan yang merupakan wali murid asal SMA Cita Hati disebut telah memasuki lingkungan sekolah tanpa izin. Juga diketahui melontarkan suara keras dengan nada mengancam.
BACA JUGA:Diduga Murid SMAK Gloria 2 Surabaya Dipukuli, Manajemen Tempuh Jalur Hukum
Tidak hanya itu, Ivan juga disebut menarik id card milik salah seorang guru. Lalu dia menunjuk-nunjuk wajah guru tersebut dengan penuh amarah.
“Yang kami laporkan Ivan dan kelompoknya yang saat itu bikin gaduh di halaman sekolah,” kata Sudiman Sidabukke selaku kuasa hukum SMAK Gloria 2.
Seperti diberitakan sebelumnya, keributan yang terjadi di depan sekolah SMAK Gloria 2, Jalan Kalisari, dipicu oleh aksi saling ejek antarsiswa pascapertandingan basket.
BACA JUGA:Sempat Viral, Keributan di SMAK Gloria 2 Berakhir Damai
Aksi saling ejek tersebut berlanjut di media sosial (medsos) dan memantik emosi salah satu wali murid dari SMA Cita Hati bernama Ivan. Dia lalu mendatangi SMAK Gloria 2 bersama kelompoknya sambil marah-marah.
“Akibat peristiwa ini, kepala sekolah ditelepon oleh ratusan wali murid yang menanyakan kondisi anaknya aman atau tidak di Gloria. Banyak wali murid yang resah pasca peristiwa tersebut,” ungkap Sudiman.
Sumber: