TBC Serang Lintas Usia, Satu Orang Meninggal Setiap Lima Menit

TBC Serang Lintas Usia, Satu Orang Meninggal Setiap Lima Menit

dr. Nancy D. Anggraeni, M.Epid. Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI saat menjadi pembicara utama dalam Wawasan Series “Merdeka dari TBC”.--

Untuk mengatasi masalah TBC, dr.Nancy menjelaskan diperlukan kolaborasi lintas sektor, peningkatan peran serta masyarakat, dan inovasi dalam strategi penanggulangan.

BACA JUGA:Percepat Eliminasi TBC, Pemkot Pasuruan Launching Gardu Siaga Jaring TBC

"Upaya percepatan eliminasi TBC tidak dapat dilakukan dengan cara biasanya saja. Perlu kolaborasi, koordinasi dan peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multi sektor lainnya dalam penanggulangan TBC secara komprehensif, inovatif dan masif," paparnya.

Kampanye penemuan kasus secara masif, inisiasi pengobatan yang cepat, serta penanganan kontak erat menjadi langkah-langkah penting dalam upaya eliminasi TBC.

"Perlu kampanye penemuan kasus sebanyak-banyaknya, inisiasi pengobatan bagi semua kasus TBC yang baru ditemukan, investasi kontak serumah atau erat dan pemberian terapi pencegahan bagi infeksi TBC laten, " jelasnya. 

BACA JUGA:Puskesmas Campurdarat Gelar Penyuluhan dan Screening TBC kepada Ratusan Pelajar SMP

Sebagai provinsi dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di Indonesia, keberhasilan Jawa Timur dalam penanggulangan TBC akan memberikan dampak positif bagi penurunan beban TBC secara nasional.

"Provinsi Jawa Timur penyumbang kasus tertinggi ke 2 di nasional. Keberhasilan Jatim dalam penanggulangan TBC akan memberikan kontribusi signifikan pada penurunan beban TBC nasional, " jelasnya. 

Diketahui tuberkulosis atau TBC masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2023, terdapat 10,6 juta orang di dunia jatuh sakit dan sebanyak 1,3 juta orang meninggal karena TBC. 

BACA JUGA:Pentingnya Penanganan dan Pencegahan TBC di Tempat Kerja

Sementara pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Prov Jatim, Dr Erwin Astha Triyono turut menjadi narasumber. Pihaknya menyampaikan guna mempercepat eliminasi Tuberkulosis di Jawa Timur, Dinkes Jatim memiliki aplikasi E-TIBI berbasis website. Aplikasi ini bertujuan memudahkan tenaga kesehatan dan masyarakat melakukan skrining Tuberkulosis secara mandiri (self assessment) baik secara aktif maupun pasif. 

"E-TIBI adalah sebuah aplikasi pendukung penemuan kasus dengan skrining mandiri gejala TBC, " jelasnya. 

Dr Erwin Astha Triyono mengatakan, dengan aplikasi E-TIBI masyarakat bisa dengan mudah mengakses tanpa harus login terlebih dahulu. Selain itu link aplikasi mudah disebarkan melalui media sosial, cepat dalam pengisian setelah pengguna mengisi identitasnya, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan masyarakat bisa langsung mengetahui status pemeriksaan (terduga/bukan terduga).

BACA JUGA:Menkes Budi Dorong Dunia Percepat Penyediaan Vaksin TBC Baru

Setelah mengetahui status pemeriksaannya,  masyarakat terduga TBC diharapkan segera datang ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat, sehingga dapat segera ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan. 

Sumber: