Perikanan Kabupaten Malang Kembangkan Budidaya Garam Jadi Kawasan Wisata

Perikanan Kabupaten Malang Kembangkan Budidaya Garam Jadi Kawasan Wisata

Kadis Perikanan saat sosialisasi-Biro Malang-

MALANG, MEMORANDUM - Tingginya kandungan garam yang ada di wilayah pantai selatan membuat Dinas Perikanan kabupaten Malang tertarik untuk kembangkan lokasi budidaya garam menjadi eduwisata.

"Karena air dari tunel garam ( kolam) sangat bermanfaat untuk pengobatan, semisal untuk spa dan rendaman," terang Victor Sembiring Kadis Perikanan kabupaten Malang, Kamis 20 Juni 2024.

Victor menambahkan, kandungan sisa air garam dari tunel sudah dilakukan penelitian bersama Universitas Brawijaya, ternyata sangat berkasiat untuk pengobatan dengan cara dipakai untuk berendam.

Apalagi kalau secara khusus dipakai untuk budidaya garam tidak ada nomenklaturnya, sementara yang bisa dengan menggunakan nomenklatur wisata garam. Makanya disamping untuk membuka lahan budidaya garam juga dikembangkan wisata garam.

BACA JUGA:Bupati Sanusi Mutasi 209 ASN di Lingkungan Pemkab Malang

"Makanya pensiasatannya untuk pengembangan wisata garam, pada lahan budidaya garam," kata Victor.

Apalagi lahan yang bakal digunakan adalah areal hutan, lanjut Victor, sehingga pihak Pemkab Malang merangkul Bumdes, untuk mengurusi perijinan penggunaan lahan tersebut. Sementara pihak Pemkab Malang membantu proses perijinannya antara Bumdes desa aetwmpat dengan Perhutani.

"Saat ini sedang berproses pada 5 titik yang bakal dipakai, yang dilakukan oleh Bumdes," imbuhnya.

Memang air laut wilayah pantai selatan sangat bagus jika dipakai untuk garam, pasaknya airnya masih belum tercemar oleh perusahaan dan limbah lainnya. Jika dipakai produksi garam masuk dalam kategori K1, beda dengan air laut yang ada di wilayah Pantura kategori garamnya hanya pada K3 dan K4.

BACA JUGA:Pemkab Malang Digugat Ahli Waris, Bagian Hukum Kumpulkan Bukti

"Yang sudah kami lakukan penelitian bersama Universitas Brawijaya (UB) hasil garam yang ada di Desa Gajahrejo kecamatan Gedangan," ujar Victor.

Di mana untuk hasil garam di Gajahrejo kandungan Nacl 97,08 % tingkat keputihannya 92,8% jadi sangat putih, hasilnya hampir setara dengan garam hasil pabrikan. Sementara tes Kandungan garam gajahrejo 97,08 % NHcl tingkat keputihan (whitenes) 92,8% setara produksi pabrik (K1), kandungan garam tes dengan sistem salinitas nilainya 30 -40%.

Victor juga mengungkapkan, saat ini masih ada satu titik yang ada di Desa Gajahrejo kecamatan Gedangan yang dibuat pada tahun 2021 lalu, sedangkan pada tahun ini akan ada penambahan 5 titik berlokasi di Modangan, Sidoasri, Tumpakrejo, Banjarejo dan Sumberoto.

Dari 5 titik yang bakal dibangun itu, satu titik menggunakan anggaran APBN dan yang 4 titik menggunakan anggaran APBD tahun 2024. Dimana pada setiap titiknya dianggarkan sebesar Rp 235 juta, yang berasal dari APBD sedangkan yang satu titik yang menggunakan anggaran APBN sebesar Rp 900 juta berada di Modangan.

Sumber: