Dewan Pendidikan Jatim Dalami Kisruh SPMB Tingkat SMAN
Anggota Dewan Pendidikan Jatim Parji.--
MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Kisruh Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 tingkat SMA di Kota Madiun menjadi perhatian serius Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Parji, mengakui bahwa fenomena siswa tak lolos seleksi sekolah negeri sudah menjadi tradisi tahunan. SPMB adalah ajang kompetisi ketat, sehingga wajar jika ada siswa yang tersingkir karena kalah bersaing.
"Kita tahu bersama, namanya penerimaan siswa baru itu pasti berlomba-lomba dengan siswa lainnya. Jadi, pasti ada anak yang tersingkir karena kalah bersaing," ujar Parji.
BACA JUGA:Persoalan SPMB SMPN Madiun Klir, Radius Udara Jadi Penentu Jarak
Namun, guru besar Universitas PGRI Madiun (Unipma) ini menegaskan bahwa tidak semua ketidaklulusan bisa langsung diartikan sebagai kecurangan.
"Saya kira tidak serta merta kalau ada anak tidak diterima SMA negeri kemudian dianggap kecurangan atau manipulasi. Tidak bisa seperti itu," tambahnya.
BACA JUGA:Tujuh Jabatan Kosong di Pemkab Madiun, Pengisian Tunggu Instruksi Bupati Madiun
Parji juga menegaskan bahwa sekolah swasta bisa menjadi pilihan yang valid, mengingat kualitas pendidikan yang nyaris setara.

Mini Kidi--
Meski demikian, Parji memastikan Dewan Pendidikan Jatim tidak akan tinggal diam terhadap aduan yang masuk. Pihaknya akan melakukan pendalaman serius terkait dugaan siswa bernilai tinggi kalah bersaing dengan nilai rendah di sekolah yang sama.
"Akan kami lakukan validasi verifikasi. Sejauh kasus itu masih rasional akan kami jadikan perhatian," ungkapnya.
Parji menegaskan, jika terbukti ada kecurangan, sanksi tegas akan dijatuhkan. "Saya objektif tegak lurus pada regulasi yang ada. Supaya orang tua bisa menerima apapun," pungkasnya. (aji)
Sumber:



