Profesionalisme Guru di Era Modern: Mengelola Generasi Digital dengan Hikmah dan Adab
ilustrasi--
Oleh: Ahmad Shofiyuddin, Dosen Media Pembelajaran UNUGIRI Bojonegoro
Peringatan Hari Guru setiap 25 November selalu menjadi waktu yang baik untuk kembali merenung. Apa arti menjadi guru di tengah perubahan zaman? Tahun 2025 membuat pertanyaan itu terasa semakin nyata. Pendidikan bergerak cepat mengikuti dunia digital, murid tumbuh bersama layar dan media sosial dan guru harus menavigasi tantangan baru yang terus muncul.
BACA JUGA:Sambut Hari Guru, Perpustakaan Unugiri Gelar Bedah Buku Karya Alumni

Mini Kidi--
Refleksi Makna Guru di Era Digital
Bayangkan Anda menjadi guru di sekolah saat ini. Pagi-pagi Anda menyiapkan materi pelajaran, tapi di saat yang sama harus memastikan platform daring berfungsi, mengecek grup kelas yang tak pernah sepi pesan, dan menanggapi murid yang mengumpulkan tugas lewat berbagai media.
Di tengah rutinitas itu, muncul pertanyaan yang jauh lebih rumit daripada urusan teknis: bagaimana menegur murid dengan cara yang tetap menghargai mereka, bagaimana menjaga wibawa ketika satu ketegasan bisa direkam dan disebarkan, dan bagaimana mendampingi murid yang sulit melepaskan diri dari gawai. Inilah tantangan nyata yang dihadapi guru di ruang kelas masa kini.
Kemampuan guru masa lalu berfokus pada penguasaan materi dan kedisiplinan yang tegas, dengan metode mengajar yang berpusat pada guru (teacher-centered).
Kini, tuntutannya berkembang seiring perubahan zaman. Guru tidak hanya teacher-centered, tetapi juga perlu memahami literasi digital, keterampilan sosial-emosional, serta etika berinteraksi di ruang digital. Penelitian (Surahman: 2025) menunjukkan bahwa pengembangan profesionalisme guru di era digital mencakup kemampuan beradaptasi dengan teknologi edukatif dan mendukung pembelajaran inovatif dan inklusif.
Kebutuhan pendidikan terus berubah dan guru masa kini meneruskan komitmen yang sama, yaitu membimbing murid dengan cara yang relevan dan bermakna.
BACA JUGA:Dosen Unugiri Bojonegoro Tingkatkan Efektivitas Pembelajaran di MAS Salafiyah Simorejo
Peran Guru dalam Pendidikan Islam dan Literasi Digital
Dalam Pendidikan Islam, peran guru memiliki dimensi yang lebih luas. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar (mu’allim), tetapi juga sebagai pembimbing (murabbi) dan pendidik adab (muaddib). Penelitian (Najmuddin: 2022) menegaskan bahwa profesionalisme guru PAI di era digital bukan sekadar soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan menanamkan karakter Islami pada murid yang hidup di tengah arus digital.
Nilai-nilai seperti hikmah, sabar, kasih sayang, dan adab dapat menjadi landasan penting bagi guru dalam merespons berbagai situasi. Dengan berpegang pada nilai itu, teguran kepada murid yang kurang tepat bersikap di media sosial pun dapat disampaikan dengan cara yang tetap lembut, mendidik, dan memberi ruang bagi mereka untuk tumbuh.
Sumber:



