umrah expo

Warga Desak Perombakan Total Puskesmas Dupak Usai Kasus Kematian: Copot Kapus!

Warga Desak Perombakan Total Puskesmas Dupak Usai Kasus Kematian: Copot Kapus!

Dani Bahtiar. -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kasus meninggalnya istri Joko Widodo di RT 05 Dupak Bangunrejo I, yang diduga akibat lambannya penanganan Puskesmas Dupak, memicu reaksi keras dari warga setempat.  

BACA JUGA:Dinkes Surabaya Pastikan Tak Ada Pembiaran Pasien Gawat Darurat di Puskesmas Dupak 

Dani Bahtiar, Wakil Ketua RT 05 Dupak Bangunrejo, mendesak dilakukannya perombakan total di Puskesmas Dupak, termasuk kemungkinan pencopotan kepala puskesmas (kapus) dan mutasi sejumlah staf.


Mini Kidi-- 

Bahtiar mengungkapkan kekecewaannya atas lambannya respons pihak puskesmas dan Lurah Dupak terhadap keluhan yang telah disampaikan melalui grup komunikasi Forum Komunikasi (Forkom) Kelurahan Dupak.  

"Meskipun berita tersebut telah viral, respons baru datang setelah pihak lurah mengunjungi rumah Ketua RT 05, setelah berita viral," tegas Bahtiar, Minggu 22 Juni 2025.

Bahtiar menegaskan bahwa tindakan puskesmas yang menyarankan korban menghubungi Command Center 112 (CC 112), alih-alih memberikan pertolongan langsung, merupakan kesalahan fatal. Ia menekankan kedekatan lokasi puskesmas dengan rumah korban seharusnya membuat puskesmas menjadi tempat rujukan pertama untuk pertolongan medis darurat.

BACA JUGA:Pelayanan Puskesmas Dupak Dikritik Usai Istri Meninggal 

"112 itu kan untuk seluruh Indonesia, terkadang susah dihubungi karena banyaknya pemanggilan. Ambulans juga punya keterbatasan jarak tempuh. Puskesmas Dupak dan rumah korban sangat dekat, seharusnya puskesmas menjadi pertolongan pertama," tegas Bahtiar.

Bahtiar menilai permintaan maaf dari pihak puskesmas dan lurah tidak cukup. Ia menganggap ini sebagai serangkaian kelalaian pelayanan Puskesmas Dupak yang telah terjadi berulang kali. Ia juga menyayangkan sikap lurah yang dianggap kurang tegas dan lebih memihak puskesmas daripada warga.

"Jika petugasnya puskesmas datang dan merespons suaminya nanti akan datang ke rumah untuk memeriksa, tidak apa-apa dan bukan kelalaian. Tapi ini tidak setelah suaminya datang dan menunjukkan foto dan video istrinya yang sedang sakit, malah petugasnya tidak bisa dan menyarankan telepon 112, ini bukan kelalaian," ungkap Bahtiar.

Warga RT 05 dan Dupak Bangunrejo secara umum berharap adanya perubahan signifikan di Puskesmas Dupak. Mereka bahkan meminta pencopotan kepala puskesmas karena dinilai telah banyak melakukan kesalahan selama kepemimpinannya. 

Rencananya, kata Bahtiar, warga akan melakukan audiensi dengan Forkom Dupak untuk menyampaikan tuntutan mereka secara tertulis, termasuk permintaan mutasi staf puskesmas yang dinilai tidak profesional. Bahtiar berharap agar kejadian ini menjadi momentum reformasi total pelayanan di Puskesmas Dupak.

"Harapan warga RT 05 terutama Dupak Bangunrejo umumnya ingin ada perubahan yang signifikan pada Puskesmas Dupak. Syukur-syukur kapus dicopot dikarenakan semenjak kepemimpinannya sudah banyak kebrobokan, pelayanan SPM yang jelek dan membuat warga remek. Punishment tidak ada. Harus diubah dan saat ini waktunya reformasi total puskesmas. Rencana akan audensi duduk bareng dan bersama forkom Dupak. Ada permintaan di atas hitam putih," pungkas Bahtiar. (rio)

Sumber: