Pelayanan Puskesmas Dupak Dikritik Usai Istri Meninggal
Joko Widodo. -Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Joko Widodo, warga Jalan Dupak Bangunrejo I, melayangkan kritik pedas terhadap pelayanan Puskesmas Dupak. Ia menduga lambannya penanganan medis di puskesmas tersebut menyebabkan istrinya meninggal dunia pada Senin 16 Juni 2025, pukul 10.00 WIB.
BACA JUGA:Pelayanan 24 Jam Puskesmas Belum Berjalan Sesuai Harapan, DPRD: Desak Layanan Kesehatan Optimal
Istri Joko sebelumnya mengalami muntaber dengan muntahan berwarna hitam kecokelatan dan tekanan darah 150/— pada Minggu 15 Juni 2025 malam.
Meskipun gejala mereda di Subuh hari, kondisi istrinya memburuk pada pagi harinya. Joko yang panik kemudian meminta bantuan medis ke Puskesmas Dupak yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.

Mini Kidi--
Namun, alih-alih mendapat pertolongan cepat, Joko justru diarahkan oleh petugas puskesmas untuk menghubungi Command Center 112. Ia mengaku telah menghubungi 112 sebanyak dua kali sebelum ke puskesmas, namun panggilannya tidak diangkat.
Petugas puskesmas, menurut Joko, beralasan bahwa kasus ini merupakan keadaan darurat, namun tetap menyarankan untuk menghubungi 112.
BACA JUGA:Puskesmas di Surabaya Buka 24 Jam, Komisi D: Nakes Harus Ditambah
"Kata petugasnya ini emergency tapi diarahkan ke 112. Puskesmas jaraknya antara rumah saya dekat. Daripada saya telepon 112, lebih cepat petugas puskesmas yang datang. Jaraknya dekat jarak tempuh satu menit sampai Pak," ungkap Joko kesal kepada memorandum.co.id, Minggu 22 Juni 2025.
Merasa tidak membawa hasil, Joko berinisiatif menghubungi 112 kembali. Namun hasilnya tetap nihil alias tidak diangkat. Dia pun lalu mendatangi rumah ketua RT-nya untuk minta bantuan.
BACA JUGA:Puskesmas Surabaya Tak Semua Buka 24 Jam di Hari Libur, Masyarakat Lebih sering Hubungi 112
Kekecewaan Joko semakin bertambah ketika ia mengetahui bahwa nomor telepon 112 hanya dapat dihubungi jika nomor tersebut telah terdaftar, seperti nomor yang dimiliki ketua RT setempat.
BACA JUGA:Komisi D DPRD Surabaya Pertanyakan Pelayanan Kesehatan 24 Jam di Puskesmas
Setelah menghubungi ketua RT, barulah petugas kelurahan dan 112 datang. Petugas medis tiba satu jam kemudian dan menyatakan bahwa istrinya telah meninggal dunia.
"Petugas medis bilang ini indikasinya istri sudah meninggal dunia. Jaraknya saya dari rumah ke puskesmas, seandainya dari awal petugas mengecek ke rumah dan ngecek kondisinya, kemungkinan istri saya bisa tertolong, saya tidak tahu lagi, Wallahu a'lam," ujar Joko.
BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Kini Bangga Pembenahan Puskesmas Sidotopo
Joko menyayangkan lambannya respons Puskesmas Dupak, mengingat jaraknya yang sangat dekat dengan rumahnya. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa warga lain pernah mengalami pengalaman serupa, di mana mereka diarahkan untuk menghubungi 112 alih-alih mendapatkan pertolongan langsung dari puskesmas.
Pihak Puskesmas Dupak, termasuk lurah dan kepala puskesmas, telah mendatangi rumahnya untuk menyampaikan belasungkawa dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Namun, Joko menilai respons tersebut masih normatif dan belum ada tindakan nyata untuk meningkatkan pelayanan Puskesmas Dupak.
BACA JUGA:Kembali Bekerja, Wawali Armuji Sidak Pelayanan Kelurahan dan Puskesmas
Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Dupak dapat ditingkatkan dan kejadian serupa tidak terulang kembali.
BACA JUGA:Pelayanan Puskesmas Hanya 15 Menit Selesai
"Kepala puskesmas (kapus) dan mengatakan hanya bisa minta maaf, dan ini menjadi masukan agar puskesmas lebih baik ke depannya. Menurut saya ini istilahnya jawaban itu normatif. Setelah itu tidak ada perubahan dan efek jera. Semisal petugas sudah dikena sanksi," pungkas Joko. (rio)
Sumber:



