Siswa SMPK Angelus Custos Tewas Tersengat Kabel AC, Manajemen Sekolah Buka Suara

Siswa SMPK Angelus Custos Tewas Tersengat Kabel AC, Manajemen Sekolah Buka Suara

Rekaman CCTV detik-detik SSH (14) tewas diduga tersengat kabel AC di sekolah.--

"Soal laporan polisi yang masuk, kami membiarkan agar hukum berjalan. Kami juga menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik Polrestabes Surabaya," tegas Tjandra.

BACA JUGA:Kadispendik Surabaya Tegaskan Guru yang Banting Siswa Dijatuhi Sanksi Tidak Boleh Mengajar

Pihak sekolah mengaku memilih untuk tidak memberikan pernyataan apapun selama 40 hari pasca meninggalnya korban sebagai bentuk empati dan tenggang rasa (tupo sliro).

“Namun informasi beredar semakin liar, sehingga kami menggelar konferensi pers ini untuk meluruskan berita yang telah menyimpang dari kebenaran,” tandasnya.

Tjandra juga meluruskan informasi terkait kegiatan saat kejadian. Ia menyatakan bahwa guru tidak memerintahkan siswa untuk latihan, melainkan menyarankan untuk menundanya ke hari berikutnya.

BACA JUGA:Begini Kronologi Pelatih Banting Siswa SD Usai Laga Futsal di Surabaya, Korban Alami Trauma dan Nyeri

“Pada saat kejadian itu kan hari libur, jadi mereka latihan tanpa sepengetahuan kami, dan itu pun dilakukan di gedung SMAK Frateran, yang mana sangat tidak diperbolehkan jika tanpa izin,” tegasnya.

Pihak sekolah pun mengungkapkan kekecewaannya atas respons negatif keluarga korban terhadap permohonan 4 kali pertemuan. Juga 3 kali mediasi yang diajukan melalui Peradi.

Meskipun demikian, pihak sekolah berharap pertemuan yang dijadwalkan pada tanggal 13 Mei mendatang dapat terwujud demi mencari solusi terbaik.

BACA JUGA:Kepala SMPN 1 Surabaya Bantah Pungutan Jutaan Rupiah untuk Acara Pelepasan Siswa

"Jadi mari selesaikan ini dengan baik. Tetapi kami tidak menutup upaya hukum yang dilayangkan keluarga korban, kami persilakan, karena mungkin keluarga korban kurang well inform, tidak menerima informasi yang jelas," kata Tjandra.

Ia menambahkan bahwa persoalan ini sebenarnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan, namun sikap ayahanda korban dinilai tiba-tiba berubah.

Pihak sekolah lantas menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib, namun tetap membuka pintu komunikasi secara kekeluargaan.

BACA JUGA:Viral! Selebrasi Berujung Petaka, Pelatih Banting Siswa SD Usai Laga Futsal di Surabaya

Sebagai bukti transparansi, rekaman CCTV saat kejadian telah diberikan kepada keluarga korban melalui flashdisk.

Sumber: