Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (1)

Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (1)

Sejuta Kisah Rumah Tangga--

Masih Gadis di Rentang Usia 20-25

Hari istimewa. Jumat lalu Memorandum ketamuan orang besar. Kiai atau ustaz pemangku pondok pesantren (ponpes) di Ploso, Jombang. Tujuannya hanya satu: menawarkan istri.

Menawarkan istri?

“Ya. Jujur saja Mas Yuli menjadi orang pertama yang kami percaya bisa menjadi jujugan sekaligus harapan kami,” kata kiai tadi, sebut saja Asro.

Ustaz Asro menyebut dirinya kami karena jauh sebelum memutuskan ke rumah Memorendum, tidak hanya Ustaz Asro yang memikirkan masalah ini. Tapi majelis ustaz dan kiai di ponpes.

“Kami serius. Tidak main-main, karena ini masalah yang membutuhkan solusi tidak sembarangan. Dan kami merasa yang cocok menjadi solusi masalah ini adalah Mas Yuli,” sambung Gus Novi, kiai muda anak tunggal Ustaz Asro yang dicangkok sebagai penerus sang ustaz jebolan Maroko ini.

Beberapa kiai, ustaz, dan gus yang berada dalam rombongan mengangguk bareng. “Daripada Mas Yuli penasaran, bagaimana kalau Ning Fatim yang bakal kita tawarkan sebagai istri muda Mas Yuli kita panggil?” kata salah satu gus, yang lantas dengan sigap berlari menuju mobil yang terparkir di halaman depan rumah Memorandum.

Tak lama kemudian turun sesosok perempuan dari dalam mobil. Kalau dilihat dari perawakannya masih berusia sektar 25-30-an. Langsing, padat, berisi. Terbungkus pakaian muslim syar’i.

Wajahnya tertutup cadar. Walau begitu masih tampak garis-garisnya yang cantik.

”Dia calon janda,” kata Ustaz Asro.

“Calon janda? Semuda itu?” tanya Memorandum.

“Menurut Ente, berapa usianya?”

“Di rentang 25-30-an.”

“Yakin?”

“Haqul yakin.”

“Kurang lebih dikit.”

Sumber: