Gelar Deklarasi Pemilu Damai, Mahasiswa PTKI/PTKIN se-Nusantara Ajak Masyarakat Tidak Mudah Terpecah Belah

Gelar Deklarasi Pemilu Damai, Mahasiswa PTKI/PTKIN se-Nusantara Ajak Masyarakat Tidak Mudah Terpecah Belah

Narasumber memberikan pemaparan dalam kegiatan seminar Deklarasi Pemilu Damai.-Alif Bintang-

“Kita berusaha untuk mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menjaga dan menolak segala upaya yang dapat menimbulkan perpecahan. Tidak lupa, kita juga mengajak untuk menjaga diri masing-masing untuk tidak mudah terprovokasi, saling hasut, dan menebar ujaran kebencian,” tegas Hisyam.

BACA JUGA:Wabup Ajak Mahasiswa Bojonegoro dari Uinsa Semangat Berorganisasi

Sementara itu, Drs H RP Ahmad Mujahid Ansori MSi memandang bahwa pemilu yang damai sangat penting diwujudkan karena pada prinsipnya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi partisipan pemilu.

Dengan pemilu yang berjalan damai, maka dapat menciptakan ketenangan yang mendukung adanya dialog secara terbuka, pemilihan yang adil, dan keputusan akhir yang dapat diterima oleh masyarakat.

BACA JUGA:KPU Ajak Mahasiswa UINSA Jadi Panitia Pemilu

“Selain itu, pemilu damai dapat menghindari potensi konflik dan memperkuat dasar demokrasi,” tuturnya.

Sedangkan Yono, selaku Wakil Presma Uinsa menyampaikan bahwa pemilu seharusnya menjadi pesta demokrasi yang menghadirkan harapan di tengah kerumitan bangsa. Terlebih di tengah percepatan informasi yang sangat memungkinkan memecah bela kehangatan warga negara.

“Hari ini kita dengan sadar mengkampanyekan pemilu damai ini sebagai langkah konkrit untuk mengawal jalannya pemilu yang jurdil dan mampu dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia,” katanya.

“Selain itu, ini menjadi komitmen kita untuk memastikan jalannya proses Pemilu 2024 nanti berjalan dengan nuansa kerukunan, keharmonisan dan yang paling penting berkhir dengan damai,” sambung dia.

Pria yang akrab dipanggil Cak Yon itu juga memotret Pemilu 2019 sebagai contoh sejarah pemilu yang justru memecah belah masyarakat. Bahkan terjadi permusuhan tidak hanya di kalangan elit politik namun sampai kepada akar rumput.

“Tentunya kita tidak ingin apa yang terjadi pada Pemilu 2019 misalnya terulang lagi di pemilu mendatang. Sudah bukan rahasia lagi jika Pemilu 2019 kemarin menjadi contoh yang kurang baik betapa pesta demokrasi justru menghasilkan polarisasi masyarakat. Tidak hanya terjadi selama proses pemilu bahkan masih bertahan pascapemilu. Hal ini tentunya menjadi realita yang berbahaya apabila kita diam khususnya mahasiswa melihat fenomena tersebut,” pungkas Cak Yon. (*)

Sumber: