Sejuta Kisah Rumah Tangga: Jangan Tinggalkan Restu Orang Tua, Rin (3-habis)

Sejuta Kisah Rumah Tangga: Jangan Tinggalkan Restu Orang Tua, Rin (3-habis)

--

Mengaku Selingkuh dengan Pemilik Warung Pangku

 

 

 

Tiba-tiba saja Rina muncul di rumah Ningsih. Tidak diduga, Budi dan Ningsih yang sedang tidak mengenakan pakaian lengkap tampak berpelukan di sofa kamar tamu. Santai.

 

Apa reaksi Budi ketika perselingkuhnnnya tepergok astri?  Dia tidak berusaha menutupi, malah terang-terangan mengatakan bahwa mereka sudah menikah resmi di KUA.

 

“Saya dipaksa menerima pernikahan mereka. Kalau tidak, saya dipersilakan menggugat cerai,” kata Rina.

 

Spontan Rina merespons kalimat tadi dengan tamparan keras di wajah Budi. Rina murka. Dia tak menyangka Budi bisa setega itu. Padahal di awal perkawinan, mereka bersumpah akan memertahankan kisah kasih mereka yang tidak ditetujui orang tua. Mereka akan membuktikan bahwa cinta mampu memupuk subur tali kasih.

 

Tapi apa yang terjadi? Dengan enteng Budi mengakui dosanya berselinguh dengan janda warung pangku itu tanpa beban. Budi pun hanya menyodorkan tangan kosong ketika ditanya di mana uang yang selama ini dia kirimkan.

 

Saat itu barulah Rina sadar hasil kerja kerasnya di Thailand tak berwujud apa pun.

 

Tanah yang diakui Budi dibeli dari hasil tabungan Rina selama di rantau ternyata  hanya ada di angan-angan. Tak lagi mengeluarkan kata, Rina mengajak ibunya segera meninggalkan tempat itu.

 

Di rumah orang tuanya, Rina tak henti-henti menyesali pernikahannya dengan Budi. Dia menyesal dulu tidak menurut pada pitutur orang tua. Rina juga menyesal selama ini terlalu percaya sehingga semua uang hasil kerjanya selalu dia kirimkan ke Budi.

 

Rina bertekad tidak akan melanjutkan perkawinannya dengan Budi. Dia segera mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya. Setelah semua beres, dia berencana kembali ke Thailand barang setahun-dua tahun. Dia akan berusaha mengumpulkan modal agar nanti bisa berbisnis kecil-kecilan di rumah.

 

“Saya sanggup kok kalau hanya menghidupi seorang anak,” tekadnya.

 

Yang tidak disangka-sangka, Budi berbuat ulah. Anak mereka yang selama ini diasuh ibunda Rina kini diperebutkan. Budi ngotot agar hak asuh anak jatuh ke tangannya.

 

Tentu saja Rina tak rela. Dia tidak mau laki-laki tak bertanggung jawab tersebut merusak masa depan anak mereka, sebut saja Putra. “Kami akan berjuang agar hak asuh anak tidak jatuh ke tangan Budi. Mau dijadikan apa anak itu?” kata Rina.

 

Ibunya turut menggeram. Gerahamnya dikatupkan rapat hingga menimbulkan bunyi gemeretak gigi beradu. “Aku juga tidak setuju Putra jatuh ke tangan Budi. Aku yang mengasuhnya sejak kecil Aku lebih berhak daripada dia,” tandas Aminah. (jos, habis)

Sumber: