Sejuta Kisah Rumah Tangga: Jangan Tinggalkan Restu Orang Tua, Rin (2)
--
Transfer Biaya Bangun Rumah di Pinggir Kota
Sejak si anak dititipkan sepenuhnya ke orang tua, hal ini menjadi beban tersendiri buat orang tua Rina. Meskipun tah, Rina memberikan sebagian gajinya untuk sang ibu. Uang itu dititipkan Budi.
Rina mengaku jarang menghubungi suami atau orang tuanya. Hanya sesekali ia menghubungi anaknya, yang memang sengaja dipegangi HP oleh perempuan tersebut.
Hingga suatu saat Rina kaget ketika dihubungi ibunya, yang menanyakan mengapa jatah untuk anaknya dikurangi? Tentu saja Rina kaget, Sebab, jatah untuk anaknya tak pernah dikurangi.
Pada saat-saat tertentu bahkan Rina menstranfer lebih untuk anaknya. Malah kadang memberi tambahan untuk ibunya. Terutama pada saat hari raya atau tahun ajaran baru.
Menurut Rina, dia juga rajin mengirimkan uang untuk ditabung. Dia berencana membangun rumah di pinggiran kota berbatasan dengan Gresik, yang harga tanahnya masih murah.
Beberapa bulan Budi tidak pulang. Tentu saja orang tua Rina kebingungan. Lantas tergesa-gesa dia kontak Rina dan meminta anaknya tersebut segera pulang ke tanah air.
Dengan terpaksa Rina balik ke tanah air. Ternyata benar. Budi tidak pernah pulang. Baik ke rumah kontrakannya di kawasan Banyurip maupun rumah Rina di kawasan Wiyung.
Ketika menghubungi beberapa teman dan teman Budi, ada seorang teman Budi menginformasikan bahwa Budi sering terlihat mesra dengan wanita. Tapi, informasi ini tak dimakan mentah-mentah oleh Rina. Dengan bantuan beberapa teman, dia menyelidiki Budi.
Hasilnya, ternyata lelaki kurus ini memang sedang dekat dengan pemilik warung kopi (warkop) asal Bojonegoro yang membuka usaha di perbatasan Surabaya-Gresik. Sebut saja namanya Indah.
Berbekal informasi yang didapatkan, Rina segera bergerak. Dan tidak sampai sepekan, wanita berlesung pipi ini sudah muncul di depan rumah Indah di kawasan Sukolilo.
Dia berusaha mencari pemilik rumah, tapi yang dicari tidak ada. Budi pun tidak ada di rumah tersebut. Hampir setiap hari Rina ke rumah itu. Pada hari ketujuh, baru Rina melihat kedatangan wanita berkulit sawo matang. Dia membonceng Budi yang memakai jaket tebal.
Setelah yakin bahwa Budi berada di rumah selingkuhannya itu, sebut saja Ningsih, Rina mencoba menelepon dari jauh. Ternyata Budi yang sedang berdua dengan Ningsih kaget bukan kepalang. (jos, bersambung)
Sumber: