Pilkades Rawan Konflik, Harus Diantisipasi Sedini Mungkin

Pilkades Rawan Konflik, Harus Diantisipasi Sedini Mungkin

Pasuruan, memorandum.co.id-Konflik di masyarakat bisa terjadi di mana saja. Apalagi menjelang gelaran Pilkades dan Pemilu sebentar lagi. Dua gawe besar di Kabupaten Pasuruan inilah yang perlu diantisipasi banyak pihak . Termasuk menemukan akar penyelesaian konflik tersebut. Penyelesaian konflik ini coba diurai oleh beberapa komponen masyarakat. Kesbangpol Kabupaten Pasuruan, Senin (10/7) mengajak sosialisasi dan diskusi beberapa elemen masyarakat. Mulai kalangan wartawan dan pegiat LSM. Mereka menghadirkan Ketua DPRD, Sudiono Fauzan, Lujeng Sudarto (LSM) dan Kasi Intel Polres Pasuruan, AKP Warjiin Krise. “Kita memerlukan antisipasi pencegahan konflik sejak dini melalui pendekatan masyarakat. Dan saya kira elemen masyarakat seperti teman-teman wartawan, LSM dan instansi terkait perlu diajak duduk bersama,” terang Eddi Supriyanto, Kepala Kesbangpol Kabupaten Pasuruan dalam sambutannya. Termasuk dalam soal Pilihan Kepala Desa (pilkades) serentak yang digelar pada 10 Oktober 2023 mendatang. Potensi konflik tentu ada. Namun, pihaknya juga ikut berkontribusi dalam upaya pencegahan melalui kepanitian di tingkat desa. Misalnya dengan membuat pernyataan Siap Kalah, Siap Menang. Atau Siap Terpilih dan Siap tidak Terpilih. “Ini menjadi tugas bersama kita semua untuk mencegah konflik terjadi,” tegasnya. Hal senada juga diungkapkan Sudiono Fauzan. Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan ini juga menganggap penting upaya mengantisipasi konflik di tengah masyarakat. Yang terdekat adalah perhelatan Pilkades yang diikuti 47 desa. “Pilkades itu kan interaksinya langsung. Head to head. Potensi konflik harus diantisipasi sedini mungkin,” tegasnya. Kasi Intel Polres Pasuruan, AKP Warjiin menjelaskan soal positioning dan pemetaan konflik. Menurutnya ada tiga istilah dalam memetakan deteksi. Yakni, deteksi dini. Yakni, mengantisipasi indikasi gejolak masyarakat dalam mengantisipasi potensi konflik. Kemudian deteksi penggalangan dan deteksi aksi atau deteksi pengamanan. “Kemudian yang tak kalah penting adalah penelitian dan pemetaan wilayah. Hampir semua dari kita yang hadir punya pandangan yang sama. Hanya beda tupoksinya,” jelasnya. (mh/ono)

Sumber: