Ini Penjelasan SMPN 1 Surabaya tentang Siswi Melompat dari Lantai 2
Humas SMPN 1 Surabaya, Sri Wahjuningsi. Surabaya, memorandum.co.id - Seorang siswi SMP Negeri 1 Surabaya berinisial NPS (13), warga Jalan Ambengan Batu, nekat melompat dari lantai dua sekolahnya di Jalan Pacar, Kecamatan Genteng. Siswi kelas 7 itu melompat karena didera masalah keluarga. Hal ini diungkapkan Humas SMPN 1 Surabaya, Sri Wahjuningsih saat ditemui, Jumat (25/11/2022). Sri mengaku, tidak mengetahui pasti. Tapi katanya ada masalah yang dibawa korban dari rumah. Entah masalah dengan mamanya, ayahnya. "Sejak dari pagi korban terlihat diam saja," ungkap Sri. Sri menambahkan, sebenarnya untuk kronologis pastinya pihak guru tidak ada yang mengetahui bagaimana. Guru-guru kaget dan tahunya korban sudah terjatuh di bawah (lapangan). "Jatuh..jatuh...," ungkap Sri. Tapi kata murid-murid yang tahu karena kebetulan berada di lantai bawah, korban naik dari balkon dan sengaja melompat dari lantai dua setinggi 4 meter. "Kata temannya, anaknya (korban) sengaja melompat," kata Sri. Sri menjelaskan, saat kejadian sedang proses pelajaran Jumat Sehat sekitar pukul 06.30 sampai pukul 07.00. Kebetulan giliran hari ini adalah kelas 7. Acaranya jalan sehat keliling dari sekolah Jalan Pacar hingga Jalan Wali Kota Mustajab lalu kembali ke sekolahan. Sebenarnya, kata Sri, kelas korban berada di lantai tiga. Berdasarkan keterangan teman-temannya korban keluar sendirian turun ke lantai dua. Kemudian naik ke balkon depan kelas 8-A dan meloncat. "Korban jatuh dan kaki kanannya patah. Anggota tubuh lainnya tidak apa-apa dan kondisi sadar, diajak ngomong nyambung. Kakinya dulu yang turun kata anak-anak yang melihat," beber Sri. Guru BK yang kebetulan ruangannya yang berada di bawah, mengetahui ada siswa yang terjatuh langsung berlari menghampiri korban. Selanjutnya menghubungi petugas Command Center 112. Setelah mendapatkan pertolongan pertama dari petugas medis, lalu dievakuasi menggunakan ambulans ke RS Soewandi beralamat di Jalan Tambakrejo. "Korban dirawat di rumah sakit diantar wali kelas, kepala sekolah, guru BK, kesiswaan, untuk mendampinginya Tadi dari DP5 juga datang ke sekolah," tandas Sri. Sementara itu, Tante korban, Yuli saat ditemui di rumahnya mengakui kalau ada permasalahan di keluarganya, namun enggan mengungkapkan. "Saya mohon maaf kalau bisa beritanya dikeep saja ya Mas," kata Yuli. Yuli menjelaskan, sehari-hari korban tinggal di Ambengan Batu. Kebetulan ibunya merupakan adiknya. Dan saat ini semua orangtuanya berada di RS Soewandi mendampingi korban. Sedangkan Kanitreskrim Polsek Genteng, Iptu Sutrisno mengungkapkan, tidak ada permasalahan apa-apa. Hanya saja korban bunuh diri karena sering dimarahi orangtuanya. "Korban sering dimarahi ibunya," kata Sutrisno. Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Jalan Pacar nekat bunuh diri dengan cara melompat dari lantai dua sekolahnya, Jumat (25/11) sekitar pukul 07.40. Kejadian nekat itu dilakukan remaja wanita berinisial NPS (13), warga Jalan Ambengan Batu, Tambaksari. Beruntung perbuatannya tersebut, tidak sampai merenggut nyawa korban. Hanya saja dia harus dilarikan ke RS Soewandi, Jalan Tambakrejo karena mengalami patah tulang kaki kanan. (rio)
Sumber: