Bangun Ruang Baca Hidup Berkelanjutan Lewat Gotong Royong Literasi
Surabaya, memorandum.co.id - Satu dari sepuluh negara dengan tingkat literasi rendah adalah Indonesia. Tepatnya bertengger di peringkat ke-62 versi Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019. Angka itu merujuk pada 10 peringkat terbawah. Merespons hal itu, gotong royong menjadi salah satu jawaban untuk menyegerakan dan mengupayakan pemerataan dan kesetaraan akses terhadap literasi ini. Gerakan-gerakan atau kerja-kerja literasi sebaiknya diupayakan beramai-ramai. Yaitu dengan saling dukung dan saling berjejaring. Gotong royong literasi adalah semangat yang selalu dinarasikan patjarmerah, Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara. Tiap kali menyambangi tempat-tempat baru, patjarmerah selalu bergandengan tangan dengan komunitas-komunitas, kreator, ataupun individu-individu yang percaya kepada semangat gotong royong. Goyong royong juga dilakukan antarindustri dan dunia kreatif. Mereka berkolaborasi menghadirkan kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya justru jejaring dan menunjukkan keterhubungan. “Jika kita bisa berkawan dan justru mengupayakan hal itu bersama-sama, kenapa pula tidak dilakukan?” kata Denny Mizhar, salah satu pegiaat literasi di Jawa Timur yang turut terlibat dalam menyelenggarakan patjarmerah di Surabaya, Rabu (26/10/2022). Seperti halnya yang telah diupayakan di temoat-tempat sebelumnya, di Surabaya pun patjarmerah membentuk tim yang mempertemukan kawan-kawan di Jawa Timur. Konsep berjejaring hingga apa-apa yang dinarasikan dalam festival patjarmerah sepenuhnya adalah ide-ide dari kawan-kawan tempatan. Ruang-ruang baca, komunitas seni, penerbit buku, komunitas kreatif, komunitas tuli, komunitas sastra, dan individu-individu yang memiliki kepedulian terhadap literasi pun dilibatkan. “Tidak ada yang sebaik kawan-kawan tempatan untuk menarasikan dan juga menjadi juru bicara ‘rumahnya’ sendiri,” kata Windy Ariestanty, pendiri patjarmerah. “Suara dan keinginan mereka bagi kami penting. Mereka adalah mata dan kompas kami agar bisa lebih mengenali tempat yang kami singgahi," tambah Windy. patjarmerah Surabaya memulai agendanya tgl 29 Oktober hingga 6 November 2022. Bertempat di Experia Colabborative Space (AJBS) Jl. Ratna No. 14, Ngangel, Wonokromo, Surabaya. Sudah sejak 20 Oktober pendaftaran dibuka untuk mengikuti rangkaian acaranya. Tampaklah seperti sebuah parade aneka topik menarik dalam rangkaian acara yang dirancang patjarmerah di Surabaya. Misalnya salah satu yang membincangkan topik Surabaya: Suroboyo Sing Luput Sing Kudu Diramut" dengan narasumber Ayos Purwoaji, Heti Palestina Yunani dan R.N. Bayu Aji; lalu "Mengakrabi Surabaya lewat Ruang Baca" dengan narasumber Fatimah Mokoginta, Kathleen Azali dan Nabila Budayana. Dalam gerakan ini terlibat pula nama-nama pegiat literasi dari luar Surabaya seperti Ivan Lanin, Yusi Avianto, Kalis Mardiasih, Agus Mulyadi, Iqbal Aji Daryono, Arman Dhani, Nuran Wibisono, dan masih banyak nama lainnya. Selain aneka obrolan dan lokakarya mengenai ragam sisi ruang kota, kuliner, degup industri kreatif, hingga sastra. Ada juga agenda jalan-jalan, jelajah ruang-ruang yang ada di "Surabaya: Telusur Darmo", menelusuri ruang-ruang sejarah di seputaran Darmo bersama komunitas Bersuka Ria. Serta agenda "Literatour" yang mengajak patjarboekoe, sebutan untuk pengunjung patjarmerah, sambung ke ruang baca di Surabaya bersama Nabila Putri. Festival ini diagendakan akan ditutup dengan konser kecil bersama Reda Gaudiamo pada 6 November 2022.(ziz)
Sumber: