Teater Api Indonesia Pentaskan Toean Markoen di Taman Budaya Jatim

Teater Api Indonesia Pentaskan Toean Markoen di Taman Budaya Jatim

Surabaya, memorandum.co.id - Ada beragam cara untuk terus membumikan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Salah satunya seperti yang digalakkan oleh UPT Taman Budaya Jawa Timur. Yakni, pada Sabtu (8/10/2022) mendatang, bakal dihelat pentas seni bertajuk Toean Markoen dari Teater Api Indonesia (TAI) di Gedung Cak Durasim Surabaya. Kepala UPT Taman Budaya Jatim Samad Widodo mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang. Terlebih, kebudayaan yang ada saat ini tak lain adalah warisan dari masa lalu, yang memiliki nilai–nilai luhur yang tinggi dan perlu terus dilestarikan serta diwariskan kepada generasi penerus. "Mencintai dan menghargai kebudayaan kita sendiri sangat penting. Karena itu, sebagai upaya memperkuat peran nyata pemerintah dalam fungsi pelestarian, pengembangan, dan penyebarluasan produk karya seni budaya bangsa, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur menggelar pentas seni dari Teater Api Indonesia (TAI) di Gedung Cak Durasim pada Sabtu mendatang," ucap Samad, Rabu (5/10/2022). Menurutnya, pentas seni yang diadakan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kehidupan dan kreativitas seniman muda di Jatim. Di samping itu, juga menjadi ajang silaturahmi dan jejaring antarpelaku seni dan juga masyarakat pada umumnya. "Selain itu, kami ingin memberikan ruang apresiasi seniman di Jawa Timur, serta sarana rekam jejak (dokumentasi) dalam wujud karya dan kegiatan pagelaran," kata Samad. Ke depan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur berharap, Teater Api Indonesia (TAI) dapat menjadi pemicu dan pemacu tumbuhnya kelompok-kelompok teater modern di Jawa Timur yang pasti akan melahirkan karya-karya teater di masa mendatang. Adapun pentas TAI yang akan digelar tersebut berjudul Toean Markoen yang disutradarai Luhur Kayungga. Lakon ini merupakan adaptasi dari naskah drama Mesin Hamlet karya Heiner Muller. Melalui lakon ini, TAI menyampaikan tentang industri sebagai buah pikiran dari kaum kapitalis yang sebenarnya cuma siklus atau lingkaran setan yang pada akhirnya menghancurkan lingkungan dan menjadi tragedi kemanusiaan. "Industri yang dibangun para kapitalis menculik satu peradaban dan generasinya. Mereka membabad hutan, mencaplok sawah-sawah, mengeruk isi alam, lalu mencuci otak dan memperbudak orang-orang menjadi alat produksi," terang Luhur Kayungga. Lebih jauh, Luhur menjelaskan, dalam pentas Toean Markoen ini, berkisah sejak mula industri hanya menjadi rentetan problem. Mulai dari masalah perbudakan, hingga penggusuran tenaga manusia diganti mesin. "Konsekuensi logis dari hadirnya industri adalah polusi dan pencemaran. Semua menggenangi lingkungan dan meracuni kehidupan banyak orang. Hutan, sawah, sumber air, tanah telah mengalami kehancuran karena limbah dan polusi," urainya. "Hutan telah dibabat, sawah telah habis, air mengering, tanah telah keropos dan berlubang karena industri. Alam hanya menyisakan 1 pohon untuk kehidupan banyak mahluk. Sebuah ironi besar dan keprihatinan untuk keberlangsungan kehidupan," sambung Luhur yang juga Sekjen Dewan Kesenian Surabaya (DKS) ini. Selain dihelat secara langsung, nantinya pentas Toean Markoen ini juga dapat disaksikan secara online, melalui live streaming di kanal Youtube Cak Durasim. (bin)

Sumber: