Pedagang Celana Jeans Bekas Impor di Surabaya Rasakan Dampak Transaksi Online

Pedagang Celana Jeans Bekas Impor di Surabaya Rasakan Dampak Transaksi Online

Lapak penjual baju impor bekas di Pasar Gembong sepi sejak pemerintah gencar razia.-Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Achmad, pedagang baju impor bekas di Pasar Gembong, SURABAYA, mengeluhkan sepinya pembeli akhir-akhir ini.  

BACA JUGA:Tantangan dan Harapan Penjual Baju Thrift di Jalan Gembong Tebasan

Meskipun baju impor dikenal memiliki kualitas lebih baik daripada produk lokal dan dibanderol dengan harga beragam, mulai dari Rp 70.000 hingga jutaan rupiah (tergantung negosiasi),  minat konsumen menurun drastis. 


Mini Kidi--

"Kalau diecer harganya Rp 70 ribu per baju," ungkap Achmad saat ditemui memorandum.co.id, Minggu 27 April 2025.

Achmad mengungkapkan, hanya pada Minggu ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 2 juta.  Di hari-hari biasa, penjualannya sangat lesu.  

BACA JUGA:Pasca Penertiban PKL Ngaglik dan Kapasari, Pedagang Gembong Asih Minta Satpol PP Tidak Pilih Kasih

Ia biasa kulakan hingga 10 ball barang melalui jalur online maupun tawaran langsung.  Kondisi ini sangat berbeda dengan masa lalu, sebelum maraknya belanja online.

"Saya kulakan tergantung, ada yang melalui online dan ditawari langsung. Kulakan sampai 10 ball," jelas Achmad.

BACA JUGA:Manfaatkan Online Shop, Pemkot Bakal Sediakan Wi-Fi di Sentra Pasar Loak Gembong

Di lokasi yang sama dirasakan Munif, pedagang celana jeans bekas impor di Pasar Gembong, merasakan dampak negatif dari pergeseran tren belanja ke platform online.  

Selama 37 tahun berjualan, ia menyaksikan penurunan drastis jumlah pembeli.  Dahulu, ia bisa melayani hingga 50 pembeli setiap hari, kini hanya sekitar 10 orang. 

BACA JUGA:Pasar Loak Gembong Dikeluhkan, Pemkot Sampai Kucing-kucingan Tertibkan Jalan Kapasari

"Kalau dulu lumayan, sebelum ada penjualan melalui online. Karena dulu tidak ada online dan pembeli datang langsung ke lapaknya. Sekarang sepi. Kalau dulu pembeli sampai 50 orang sekarang 10 orang saja," jelas Munif.

Sumber: