Program Makan Bergizi Gratis Mulai Terlaksana, Komisi D Sebut Langkah Menuju Pendidikan Berkualitas

Program Makan Bergizi Gratis Mulai Terlaksana, Komisi D Sebut Langkah Menuju Pendidikan Berkualitas

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati ketika meninjau pelaksanaan MBG. -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan oleh pemerintah pusat telah mencapai Surabaya, memberikan harapan baru bagi peningkatan kualitas pendidikan di kota pahlawan. 

BACA JUGA:Absennya Susu di Pogram MBG, Ahli Gizi: Alternatif Lain Tinggi Kalsium

Pelaksanaan program ini mendapat apresiasi tinggi dari anggota Komisi D DPRD sekaligus Ketua Fraksi Gerindra Ajeng Wira Wati, yang melihatnya sebagai langkah nyata menuju Indonesia Emas 2045. 

Pihaknya turut meninjau langsung lokasi pelaksanaan program MBG perdana di SMP Negeri 13 Surabaya pada Senin 13 Januari 2025. Pihaknya memberikan apresiasi atas terselenggaranya program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang mulai dilakukan secara bertahap di sejumlah sekolah di Surabaya. 

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Siap Gelar Uji Coba Program MBG di Sekolah

"Kami mengapresiasi, sebelum 100 hari kerja sudah ada 10 titik lokasi sekolah yang menjadi tempat MBG. Jadinya patut kita apresiasi dan ke depannya akan berlangsung selama 1 tahun penuh," kata Ajeng di SMPN 13 Surabaya, Jalan Jemursari, Senin 13 Januari 2025.

BACA JUGA:Sekolah Dukung Penuh Program MBG

Ajeng menuturkan, orang tua siswa juga harus turut dalam mengajari anak-anaknya agar bisa menghabiskan makanan yang telah diberikan. Terbiasa makan sayur, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan minum susu.

"MBG bukan sekadar program pemberian makan, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan anak bangsa. Dengan nutrisi yang terpenuhi, diharapkan anak-anak dapat belajar dengan lebih optimal dan mencapai prestasi yang lebih baik," ujarnya. 

BACA JUGA:Surabaya Ketinggalan, 8 Daerah Lain di Jatim Sudah Nikmati MBG

Ajeng mengaku pihaknya juga akan bertemu dengan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN). Dirinya berharap bisa meninjau langsung dapur sehat dan tata cara pengelolaan pembuangan akhir..

"Jadi pembuangan akhirnya seperti apa? Supaya tidak menimbulkan sampah di Kota Surabaya," tuturnya.

BACA JUGA:3.151 Siswa di Kecamatan Wonocolo Uji Coba Program MBG di Surabaya

Terkait adanya siswa yang tidak terbiasa sarapan atau ada alergi makanan tertentu, ia menjelaskan jika pihak sekolah dan BGN sudah mempunyai data siswa yang bersangkutan. 

Sumber: