Viral Perundungan Anak SMP, DPRD Surabaya: Cermin Kelemahan Sistem Pengawasan Sekolah

Viral Perundungan Anak SMP, DPRD Surabaya: Cermin Kelemahan Sistem Pengawasan Sekolah

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Imam Syafii --

“Pihak sekolah harus bertanggung jawab atas lingkungan yang aman. Tidak ada kompromi dalam kasus seperti ini, termasuk jika ditemukan unsur pembiaran oleh pihak sekolah,” tegasnya.

BACA JUGA:Polsek Jabon Edukasi Bahaya Perundungan dan Narkoba di SDN Balongtani

Selain itu, Imam Syafii juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya bullying dan pentingnya membangun karakter siswa sejak dini. Ia juga menyarankan agar sekolah mengadakan program-program anti-bullying secara rutin.

"Orang tua, guru, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah terjadinya bullying, termasuk sosialisasi tentang konsekuensi hukum bagi pelaku kekerasan. Ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak kita,” tambah Imam.

Imam berharap kasus ini dapat menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pendidikan dan perlindungan anak di Surabaya.

BACA JUGA:Kanit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo Ajak Guru SD Cegah Perundungan dan Kekerasan Pelajar

Ia sepakat dengan ikhtiar korban menyelesaikan kasus ini secara hukum. Tapi hanya sebagai jalan terakhir jika tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan. 

"Sebab, yang saya dengar bahwa pihak sekolah sudah memberi sanksi kepada pelaku, dan mereka sudah minta maaf kepada korban," ungkapnya.

Menurut dia, pemidanaan adalah ultimum remedium harus menjadi pilihan paling akhir. Sebab, akan memberi ganjaran kenestapaan kepada pelaku yang juga anak-anak. 

BACA JUGA:Polisi Gandeng Guru Cegah Perundungan

Selain itu, upaya jangka panjang untuk mencegah kasus serupa harus menjadi prioritas semua pihak.

“Tidak cukup hanya menyalahkan pelaku, tetapi kita juga harus memastikan tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang menjadi korban kekerasan seperti ini,” pungkasnya.

Sebelumnya vial di media sosial, kasus perundungan yang menimpa CW (14), seorang siswa SMP Negeri di Surabaya. Dalam video yang diunggah akun Tiktok @andysugarrr, CW mengungkapkan pengalaman pahitnya dianiaya oleh enam temannya, termasuk ancaman kekerasan dengan pisau, hingga pelecehan.(alf)

Sumber: