Antusiasme Warga Kelurahan Dr Soetomo terhadap IKD Meningkat, Sosialisasi Jemput Bola Jadi Kunci
Warga RW 04 Kupang Praupan ramai-ramai aktivasi IKD ke petugas Kelurahan Dr Soetomo.-Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Minat warga Kelurahan Dr Soetomo untuk mengaktifkan identitas kependudukan digital (IKD) belakangan ini meningkat pesat. Hal ini menunjukkan respons positif warga terhadap transformasi layanan administrasi kependudukan yang berbasis teknologi.
BACA JUGA:Komisi A Minta Dispendukcapil Jamin Kerahasiaan IKD Warga Surabaya
Warga Kelurahan Dr Soetomo menyadari kemudahan, keamanan, dan efisiensi yang ditawarkan aplikasi IKD. Namun, sosialisasi dan edukasi yang intensif diperlukan untuk mengatasi kekhawatiran warga, terutama para lansia, terkait keamanan data pribadi.
Dita Ramadhani, petugas Kelurahan Dr Soetomo, mengatakan bahwa petugas harus melakukan sosialisasi langsung ke balai RW untuk menjangkau warga, terutama lansia yang belum familiar dengan IKD.
"Kami harus jemput bola karena banyak warga, terutama lansia, yang belum mengetahui cara aktivasi IKD dan bahkan belum tahu apa itu IKD," ujar Dita.
BACA JUGA:Blokir KK Bikin Resah Warga, Komisi A Panggil Dispendukcapil
Sebagai contoh, pada Kamis 28 November 2024, petugas Kelurahan Dr Soetomo melakukan sosialisasi di Balai RW 04 Kupang Panjaan. Setelah sosialisasi, 43 warga langsung berminat untuk mengaktifkan IKD.
"Dua petugas dari kelurahan melakukan sosialisasi dan alhamdulillah ada 43 warga yang mau mengaktivasi," tambah Dita.
Dita mengungkapkan, awalnya banyak warga yang takut untuk mengaktifkan IKD karena khawatir data mereka dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Warga takut karena selama ini banyak aplikasi yang tidak aman dan mudah dibobol," jelas Dita.
Kekhawatiran warga ini beralasan, mengingat banyaknya kasus penipuan online yang memanfaatkan data pribadi.
"Ada warga yang bercerita pernah ditelepon oleh orang yang mengaku dari Dispendukcapil Surabaya dan meminta data dan PIN," ungkap Dita. Beruntung, warga tersebut menyadari bahwa itu adalah penipuan dan tidak menjadi korban.
Dita menegaskan bahwa petugas Dispendukcapil tidak pernah menghubungi warga melalui telepon untuk meminta data.
Sumber: