Kemunculan Kotak Kosong, Pilwali Surabaya Tunjukkan Kualitas Parpol Tak Siap Berkontestasi

Kemunculan Kotak Kosong, Pilwali Surabaya Tunjukkan Kualitas Parpol Tak Siap Berkontestasi

Elni Nainggolan.-Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sebagai generasi milenial, Elni Nainggolan merasa miris dengan peta kontestasi Pilwali Surabaya 2024. Menurut mahasiswa S2 Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) ini, pilwali tahun ini menunjukkan kualitas parpol yang tidak siap berkontestasi, minim kader yang berkualitas, dan takut kalah.

BACA JUGA:Kotak Kosong Paradoks Demokrasi, Bukti Kegagalan Parpol Cetak Pemimpin Publik

"Dengan sebaran partai di DPRD Surabaya, utamanya dengan keputusan MK yang menurunkan ambang batas pencalonan, harusnya Pilwali Surabaya tidak disuguhkan hanya dengan satu paslon," kata dia, Rabu 4 September 2024.

BACA JUGA:Coblos Kotak Kosong di Pilwali Surabaya, Pengamat Politik Ikhsan Rosidi : Simbol Ungkapan Ketidakpuasan

Seperti diketahui, sampai saat ini pasangan Eri Cahyadi dan Armuji menjadi satu-satunya bakal calon kepala daerah (bacakada) yang mendaftar ke KPU Surabaya.

BACA JUGA:Deklarasi Coblos Kotak Kosong, MAKI Jatim: Perlawanan terhadap Matinya Demokrasi

Potensi melawan kotak kosong pun menguat, mengingat pasangan petahana itu didukung 18 parpol. Alhasil Pilwali Surabaya berlangsung dengan calon tunggal.

BACA JUGA:Target KPU Sulit Terwujud: Lawan Kotak Kosong, Partisipasi Pemilih Pilwali Surabaya Diprediksi Turun

"Kota Surabaya, kota besar kedua di Indonesia, malah dipertontonkan politik cupu seperti ini oleh para parpol. Harusnya dinamika politik yang ada di kota metropolitan ini bisa menyuguhkan pendidikan politik bagi masyarakat Surabaya dengan adanya calon-calon yang berkualitas. Tapi nyatanya tidak demikian," tandas Elni.

BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Pilwali Surabaya Sudah Tak Menarik Lagi

Dari fenomena kotak kosong di Surabaya ini, Elni melihat bahwa potret politik di Indonesia yang sesungguhnya tampak buruk dan tidak baik-baik saja.

BACA JUGA:Ancaman Kotak Kosong atau Lawan Paslon Boneka Menghantui, Pengamat Politik UWKS: Tidak Menyehatkan Demokrasi

Bahkan parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus memilih untuk mengekor pada PDI-P.

BACA JUGA:Pengamat Politik: Kemenangan Paslon Hambar Jika Melawan Bumbung Kosong

Sumber: