Deklarasi Coblos Kotak Kosong, MAKI Jatim: Perlawanan terhadap Matinya Demokrasi
Ketua Korwil MAKI Jatim Heru Satriyo.-Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Fenomena kotak kosong kembali menjadi sorotan dalam Pilkada Surabaya tahun ini. Di beberapa daerah, masyarakat lebih memilih untuk tidak memberikan suara kepada calon tunggal yang ada.
BACA JUGA:Maki Jatim Juga Laporkan Mafia Gedang ke Polda Jatim
Pilihan ini bukan tanpa alasan. Ketidakpuasan terhadap kualitas calon, dan rendahnya kepercayaan terhadap sistem politik menjadi beberapa faktor yang mendorong masyarakat memilih kotak kosong.
BACA JUGA:Target KPU Sulit Terwujud: Lawan Kotak Kosong, Partisipasi Pemilih Pilwali Surabaya Diprediksi Turun
Menanggapi tersebut, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jatim dengan tegas dan berkomitmen untuk terus mengkampanyekan pilihan kotak kosong pada Pilkada di lima kota/kabupaten di Jatim.
“Kami akan melakukan kampanye coblos kotak kosong di Surabaya, hingga ke desa-desa di Pasuruan, Gresik, Trenggalek, dan Ngawi,” ujar Heru Satriyo, Ketua Korwil MAKI Jatim, Senin 2 September 2024.
BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Pilwali Surabaya Sudah Tak Menarik Lagi
Heru menilai bahwa gerakan kampanye kotak kosong tidak melanggar regulasi, mengingat kotak kosong merupakan bagian dari pilihan masyarakat.
“Rakyat harus mengetahui secara detail bagaimana calon tunggal muncul dan bagaimana peran KPU dalam menyikapi anggaran pilkada kotak kosong, yang sejatinya adalah uang rakyat,” tegas Heru.
MAKI Jatim juga mendesak agar KPUD di lima kota/kabupaten tersebut mengalokasikan anggaran yang adil untuk kampanye kotak kosong, termasuk anggaran pengawalan, sosialisasi, dan kampanye.
“Anggaran ini harus diberlakukan secara adil oleh KPUD Kotak Kosong. Ini akan menjadi fokus utama gerakan kami untuk mendesak KPUD di lima kota/kabupaten di Jatim,” imbuhnya.
Sebagai wujud komitmen, MAKI Jatim bersama 17 koordinator daerahnya di Jatim telah mendeklarasikan kampanye serentak untuk "Coblos Kotak Kosong" sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Jatim dan simbol perlawanan terhadap matinya demokrasi. (alf)
Sumber: