Kotak Kosong Paradoks Demokrasi, Bukti Kegagalan Parpol Cetak Pemimpin Publik

Kotak Kosong Paradoks Demokrasi, Bukti Kegagalan Parpol Cetak Pemimpin Publik

Surokim Abdus Salam.--

"Itu pun kalau ada upaya penghadangan secara masif terhadap paslon potensial yang kemudian tidak bisa maju. Jika tak ada lawan yang alamiah, maka saya pikir sulit kotak kosong bisa menang," urai Surokim.

BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Pilwali Surabaya Sudah Tak Menarik Lagi

Disinggung soal potensi rekayasa paslon alternatif pada pilkada tahun ini, Surokim berpendapat bahwa upaya tersebut sama sekali tak bermakna pada demokrasi elektoral kota. Justru upaya tersebut hanya membuat politik elektoral kota tidak sehat dan tidak elok.

Kendati demikian, fenomena kotak kosong ini diharapkan Surokim dapat menjadi bahan refleksi bersama agar tidak terulang kembali pada pilkada yang akan datang.

"Saya pikir sia-sia juga ada rekayasa paslon alternatif, itu juga tak bermakna apa-apa di demokrasi elektoral kota. Dan sekali lagi, mustahil kotak kosong bisa menang di pilkada kali ini. Adapun pilkada di Surabaya secara faktual menurut saya sudah selesai, tinggal formal prosedural saja yang belum," tuntasnya. (bin)

Sumber: