Lambatnya Kubu KIM Tentukan Paslon Pilwali Surabaya, Pengamat Politik: Macetnya Komunikasi Politik Antarpartai

Lambatnya Kubu KIM Tentukan Paslon Pilwali Surabaya, Pengamat Politik: Macetnya Komunikasi Politik Antarpartai

Pengamat politik Ikhsan Rosidi. -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM - Rencana koalisi Indonesia maju (KIM) tidak hanya sebatas di pilpres namun juga di pilkada, sepertinya hanya sebatas mimpi di tingkat daerah. Terbukti PAN sudah rekomendasi petahana Eri Cahyadi maju pilwali, sedangkan Golkar, Gerindra, demokrat, PSI sampai sekarang belum ada kepastian apakah berkoalisi dalam pilwali Surabaya atau tidak.

BACA JUGA:Penyusunan Dua Perwali Perlindungan Anak di Surabaya Libatkan Berbagai Elemen 

Pengamat politik Ikhsan Rosidi menelaah bahwa belajar dari pengalaman gelaran pemilu-pemilu sebelumnya di Indonesia pasca reformasi, koalisi antar-partai yang dibangun di tingkat pemilihan presiden (pilpres), memang tidak serta merta menular di tingkat pemilihan kepala daerah (pilkada).

BACA JUGA:Pedangdut Cak Sodiq Didatangi Petugas KPU, Coklit Data Pemilih 

"Hal ini karena kepentingan yang dibawa oleh partai di daerah berbeda dengan kepentingan yang dibawa partai di tingkat nasional, " kata Ikhsan Rosidi, Senin 24 Juni 2024.

BACA JUGA:Peringati Hari Bhayangkara ke-78, Kapolres Kediri Pimpin Upacara Ziarah di TMP Pare 

Lebih lanjut ia juga mengatakan, kans kemenangan di masing-masing daerah juga berbeda, sehingga sebuah partai di tingkat daerah cenderung akan memilih berkoalisi dengan partai yang dominan yang nemiliki kans menang lebih besar di daerah tersebut dengan mengesampingkan koalisi partai di tingkat nasional.

BACA JUGA:Motor Digondol saat Ditinggal Salat, Pencuri dan Penadah Ditangkap 

"Pada pilwali Surabaya yang akan datang, bukan tidak mungkin gejala tersebut akan terjadi. Dengan manuver PAN yang secara resmi mendukung Eri Cahyadi, mengindikasikan bahwa KIM di tingkat daerah ternyata tidak sesolid di tingkat nasional, " ujar Ikhsan.

BACA JUGA:329 Kades di Kabupaten Pasuruan Diperpanjang Masa Jabatan 2 Tahun 

Pihaknya menjabarkan, bukan tidak mungkin ke depan partai-partai lain juga akan memutar haluan mengikuti jejak PAN, jika Gerindra beserta KIM tidak segera secara definitif mengusung cawali-cawawali Surabaya 2024.

BACA JUGA:Pengerjaan Stadion Kanjuruhan Sudah Capai 60 Persen 

"Lambatnya kubu KIM dalam menentukan paslon dalam pilwali Surabaya nanti dibaca oleh publik sebagai macetnya komunikasi politik antar partai di tubuh KIM, yang berakibat belum tercapai kesepakatan siapa yang akan diusung sebagai cawali maupun cawawali, " jelas Ikhsan.

BACA JUGA:Ketum PBSI Jatim Tonny Wahyudi: Kejuaraan Bulutangkis Kapolda Cup 2024 Pecahkan Rekor MURI 

Ikhsan menerangkan bahwa publik juga membaca, ada kecemasan partai-partai KIM melihat posisi politik Eri-Armuji saat ini sebagai petahana yang sangat populer dan memiliki tingkat elektabiltas yang tinggi, yang dianggap tidak mudah untuk ditandingi, sehingga memaksa KIM untuk sangat berhati-hati dan berhitung berulang-ulang dalam menjatuhkan pilihan calon yang akan diusung dalam Pilwali nanti.

BACA JUGA:Direkom PAN, Nama Cak Khulaim Langsung Meroket sebagai Cabup Sidoarjo 

"Walaupun sebenarnya di tubuh KIM memiliki stok kader-kader yang dinilai layak dan mumpuni sebagai penantang dominasi Eri-Armuji. Di partai Gerindra santer disebut nama Ahmad Dani dan Hadi Dediansyah. Di tubuh Golkar terdapat nama Arif Fathoni dan Bayu Airlangga yang belakangan namanya terus melejit sebagai salah satu politisi muda di Jatim, " paparnya

BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara, Wakapolda Jatim Pimpin Ziarah ke TMP 10 November 

Ikhsan juga menjelaskan, kans menang bagi calon penantang petahana dari KIM secara objektif sebenarnya juga terbuka lebar. Meskipun nama-nama yang beredar memang tidak terlalu populer dibanding Eri-Armuji saat ini.

BACA JUGA:Kadin Surabaya Bersama PDI-P Kolaborasi Bangun Potensi Ekonomi Perkotaan 

"Namun dengan dukungan penuh dari partai besar seperti Golkar dan Gerindra, dan Demokrat yang mesin politiknya telah terbukti solid dalam kemenangan Pilpres yang lalu, saya kira bukan perkara sulit untuk juga memenangkan Pilwali Surabaya," ujarnya.

BACA JUGA:DPRD Kota Malang Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2023 

"Satu lagi karti truf yang dipandang dapat menjadi faktor penting bagi upaya pemenangan calon dari KIM sekaligus menjadi ancaman serius bagi Eri-Armuji adalah faktor Prabowo effect yang sangat mungkin masih akan berlanjut pada Pilwali Surabaya nanti dan menjadi insentif elektoral signifikan bagi paslon yang akan diusung oleh KIM nanti," pungkasnya. (*)

Sumber: