Menanti Nakhoda Baru PDI-P Surabaya: Spekulasi Figur Mengemuka, Keputusan Akhir di Tangan Pusat
Pengamat Politik Ikhsan Rosidi. -mg2/Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kekosongan kursi ketua defenitif DPC PDI Perjuangan Surabaya, menyusul pencopotan Adi Sutarwijono atau yang akrab disapa Awi, memasuki babak baru.
BACA JUGA:Kursi Ketua Definitif DPC PDI-P Surabaya Kosong, Putra Risma Tunggu Penugasan DPP
Posisi tersebut kini dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) Yordan M Batara Goa, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim untuk tiga bulan ke depan, memicu berbagai spekulasi mengenai arah dan figur kepemimpinan partai berlambang banteng moncong putih di Kota Pahlawan selanjutnya.

--
Pertanyaan mengenai siapa figur yang akan memimpin DPC PDI-P Surabaya ke depan mulai menghangat di kalangan internal maupun pengamat politik. Meskipun sejumlah nama atau kriteria figur potensial mulai diperbincangkan, sejumlah pihak memahami bahwa keputusan final berada mutlak di tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P.
BACA JUGA:Begini Tanggapan Wali Kota Eri Cahyadi Terkait Pergantian Ketua DPC PDIP Surabaya
Pengamat politik senior dari Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi, memberikan pandangannya mengenai situasi ini. Menurut Ikhsan, langkah DPP PDI-P membebastugaskan atau mencopot Adi Sutarwijono ini sebaiknya dipandang sebagai bagian dari dinamika internal organisasi.
"Sebagai organisasi politik modern, pencopotan ini lebih tepat dilihat sebagai upaya evaluasi dan pembenahan internal organisasional oleh DPP PDI Perjuangan," ujar Ikhsan dihubungi memorandum.co.id, Minggu 4 Mei 2025.
BACA JUGA:Catatan Eko Yudiono: Awi Masih Tegak Lurus dan Sendiko Dawuh kepada Junjungan
Ia menambahkan bahwa dengan perspektif ini, publik diharapkan tidak menilai secara berlebihan atau terjebak dalam spekulasi liar.
"Sehingga publik akan menilai secara tidak berlebihan dan spekulatif, " imbuhnya.
BACA JUGA:PDIP Bebastugaskan Awi dari Ketua Partai
Ikhsan mengakui bahwa munculnya pandangan publik mengenai adanya friksi antar-faksi di internal PDI-P Surabaya adalah hal yang wajar. Keberadaan faksi dalam partai sebesar PDI-P merupakan dinamika yang biasa terjadi.
"Ini lumrah dan tak terelakkan, mengingat PDI-P adalah partai politik yang notabene terbesar, khususnya di Jatim," jelasnya.
Sumber:

