Hadiri Haul Bung Karno, Menag RI: Semangat Memperjuangkan Kebenaran dan Membela Rakyat Harus Terus Dijaga
Hadiri Haul Bung Karno, Menag RI: Semangat Memperjuangkan Kebenaran dan Membela Rakyat Harus Terus Dijaga--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Menteri Agama RI KH Nasaruddin Umar hadir di Haul ke-55 Bung Karno, Sabtu 21 Juni 2025 menyampaikan tausiah kebangsaan yang menyentuh dan menggugah kesadaran tentang makna perjuangan serta warisan pemikiran Presiden Pertama Republik Indonesia.
“Al-Quran mengajarkan, jangan kalian menyangka bahwa mereka yang mengorbankan egonya demi kemaslahatan umat itu telah mati. Mereka tidak mati, justru hidup sepanjang zaman,” tutur KH Nasaruddin dalam sambutannya di hadapan ribuan masyarakat dan kader PDI Perjuangan yang memadati kawasan Makam Bung Karno.
BACA JUGA:Haul Akbar Bung Karno, Gus Muwafiq: Alhamdulillah Masyarakat Indonesia Tidak Melupakan Sejarah

Mini Kidi--
Dia menekankan bahwa Bung Karno adalah contoh nyata dari ayat tersebut. Sosok yang tidak hanya memimpin revolusi kemerdekaan, tapi juga memperjuangkan martabat rakyat dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang menjunjung tinggi keadilan sosial.
“Konsep Indonesia yang beliau bangun adalah kemerdekaan untuk umat. Sebuah cita-cita luhur untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu kolonialisme dan penindasan, baik secara fisik maupun mental,” lanjutnya.
BACA JUGA:Hormati Jasa Bung Karno, Warga Ploso Jombang Ikuti Kirab dari Titik Nol
Dia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak melupakan akar perjuangan tersebut. Menurutnya, semangat Bung Karno dalam memperjuangkan kebenaran dan membela rakyat harus terus dijaga, terutama oleh generasi muda yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.
“Warisan Bung Karno bukan sekadar bangunan sejarah. Ia adalah penggagas moral dan spiritual. Kita perlu merawatnya, bukan dengan mengingatnya semata, tetapi dengan kerja nyata dalam memperkuat solidaritas, merawat kebhinekaan, dan membangun peradaban,” tegasnya.
Menag juga mengingatkan bahwa nasionalisme dan spiritualitas bukanlah dua kutub yang bertentangan. Bung Karno, kata dia, justru mengajarkan bahwa keduanya bisa berjalan beriringan.
“Beliau tidak pernah memisahkan agama dari perjuangan. Bahkan, nilai-nilai Islam menjadi fondasi dalam perjuangannya membela kaum lemah dan memperjuangkan kemerdekaan,” terang KH Nasaruddin.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, MH Said Abdullah mengatakan, Haul ke-55 Bung Karno sebagai momen istimewa dan bersejarah. Pasalnya, MPR periode 2019–2024 telah mencabut TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967, yang selama lebih dari lima dekade menjadi dasar pencabutan kekuasaan Bung Karno dan mengaitkannya dengan Gerakan 30 September (G30S).
Menurutnya, pencabutan TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 ini dinyatakan sah sebagai bagian dari penegakan keadilan sejarah.
Sumber:



