Pihaknya berpandangan tidak segera diumumkannya kader Gerindra dalam pilkada Surabaya ini akibat komunikasi internal yang buntu sampai sekarang.
"Namun nampaknya komunikasi politik internal mereka masih buntu, ditambah kemelut yang menimpa jajaran pimpinan Gerindra Jatim belakangan mungkin yang menyebabkan hingga saat ini mereka belum memutuskan satu nama yang akan diusung," jelasnya.
Hal tersebut, menurut Ikhsan Rosidi, tentu akan berpengaruh terhadap mesin politiknya yang kalah start dengan paslon lainnya.
"Ya tentu saja secara politik membawa dampak pada makin tertinggalnya masa persiapan dan konsolidasi mesin politik jelang pertarungan pilwali nanti. Dan hati-hati, hal ini bisa saja berujung pada ongkos politik yang lebih besar, " kata Ikhsan Rosidi.
Sementara itu Ikhsan Rosidi melihat ada beberapa nama nama kandidat yang dinilai pantas diusung kubu penantang dan mampu bersaing dengan petahana.
"Dengan ukuran tingkat popularitas, elektabiltas dan rekam jejak serta tingkat kematangan politik, akhir-akhir ini dari kubu penantang mengerucut pada tiga nama yang dinilai layak melaju meramaikan kontestasi Pilwali Surabaya 2024 dan diyakini mampu bersaing membendung dominasi Er-Ji, yakni Hadi Dediyansah (Gerindra), Bayu Airlangga (Golkar) dan Cahyo Harjo (Gerindra), " paparnya.
Kata Ikhsan Rosidi, Hadi Dediyansah sendiri dalam banyak kesempatan di depan publik sudah menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi calon wali kota.
"PR-nya adalah bagaimana Gerindra harus segera menyelesaikan konsolidasi internal dan secepatnya melanjutkan komunikasi politik dengan Golkar dan PSI, dan partai lain seperti Nasdem dan PPP yang juga belum pasti sikap politiknya, " pungkasnya.(alf)