BACA JUGA:Gelar Audit Kasus Stunting, Bukti Konkret Penyelesaian di Jember
"Kami optimistis melalui kegiatan peningkatan keamanan pangan maka ketahanan pangan yang lebih baik nantinya akan terwujud. Ini mengingat pembangunan ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama pembangunan," tegasnya.
BACA JUGA:Sertijab Kakanim Malang, Heni Yuwono: Capaian yang Diraih Terus Ditingkatkan oleh Kepemimpinan Baru
Pj Gubernur Adhy menambahkan, salah satu kepedulian yang ditunjukkan Pemprov Jatim melalui kerja sama dengan Bapanas adalah layanan laboratorium keliling dan pos pantau untuk memastikan tidak adanya kontaminasi bahan pangan segar di berbagai pasar.
BACA JUGA:Sidang Penganiayaan Anak Selebgram, Kuasa Hukum Terdakwa Singgung Kelalaian
Selain itu, terdapat juga pasar bebas kontaminasi yang disebut Pasar Segar Aman (Pas Aman) di sembilan kabupaten dan kota. Salah satunya Pasar Nambangan Surabaya yang menjadi Pilot Project Pas Aman.
"Kami juga menyediakan laboratorium keliling dan pos pantau, selain yang Jatimapatkan duluan dari Bapanas. Kami sediakan layanan mandiri untuk provinsi karena ini merupakan bagian dari pelayanan publik. Karena kita lumbung pangan nasional Indonesia Timur, maka semua kebijakan kami terapkan," ungkapnya.
"Mobil ini dilengkapi dengan lab test kit, jadi bisa langsung diperiksa pada bahan pangan segar itu ada kontaminasi apa, termasuk bahan kimia berbahaya seperti pengawet, pestisida, dan boraks," sambung Adhy.
BACA JUGA:Sambut Hari Bhayangkara ke-78, Satlantas Polres Pasuruan Gelar Bakti Religi
Adhy pun berkomitmen untuk menjaga hasil panen Jatim demi mendukung ketahanan pangan di era krisis iklim global.
"Kita mulai menghadapi climate change dan kebakaran tapi dengan bantuan dan sinergi dari segala pihak terkait termasuk Kementerian Pertanian, Insyaallah kami bisa mempertahankan panen kita," tegasnya.
BACA JUGA:Sambut HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Tulungagung Gelar Bakti Kesehatan
Pj Gubernur Adhy juga menyampaikan apresiasinya atas diselenggarakan Peringatan Hari Keamanan Pangan di Jawa Timur. Apalagi mengingat posisi Jatim sebagai lumbung pangan nasional Indonesia Timur dan provinsi penyangga pangan nasional.
Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa 4 tahun berturut-turut (2020-2023) kontribusi produksi rata-rata padi Jawa Timur mencapai 17,9 persen terhadap produksi padi nasional.
Sementara itu, untuk pola konsumsi pangan masyarakat Jawa Timur dilihat dari skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2023 sebesar 93,8. Angka ini meningkat 1 persen dari tahun 2022 yaitu 92,8 persen.
"Kami tentu sangat mengapresiasi dan berterimakasih, apalagi ini sangat membuat senang pemerintah kota Surabaya juga karena banyaknya aktivitas yang bisa dilakukan di kota ini. Semoga kegiatan ini bisa menyadarkan kami pentingnya keamanan pangan," pungkasnya.