Diskusi The Silent River, DLH Surabaya Ungkap Ribuan Kwintal Sampah dari Sungai Dibuang ke TPA Benowo
Pojok kanan Srifatunningsih dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya--
Meskipun beberapa industri memiliki izin pembuangan limbah, sering kali izin tersebut disalahgunakan.
"Industri dan limbah domestik seperti mikroplastik serta sampah plastik menjadi penyumbang utama pencemaran," tambah Teguh.
Untuk mengatasi masalah ini, PJT I menerapkan lima pilar pengelolaan sumber daya air, mulai dari konservasi di hulu hingga pemantauan di hilir.
BACA JUGA:Wujudkan Kabupaten Malang Bebas Sampah, Bank Jatim Serahkan CSR Arm Roll Truck
BACA JUGA:Perbaiki Pengelolaan Sampah, Pemkab Gresik akan Bangun TPST Baru di Wilayah Utara
Musdiyanto Muhti dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas menyoroti dampak urbanisasi di Surabaya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah memicu urbanisasi dan peningkatan jumlah penduduk, banyak masyarakat menengah ke bawah memanfaatkan sempadan Sungai sebagai lahan pemukiman.
"Mereka sering kali tidak menyadari dampak negatifnya, seperti penyempitan aliran sungai dan peningkatan risiko banjir," kata Musdiyanto.
Untuk mengatasi masalah ini, BBWS Brantas menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga terkait lainnya.
"Kami terus berupaya menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, agar sungai tetap menjadi sumber manfaat, bukan sumber masalah," tutupnya. (yat)
Sumber:



