umrah expo

Kebiasaan Buruk Buang Pampers ke Sungai Jadi Penyebab Genangan

Kebiasaan Buruk Buang Pampers ke Sungai Jadi Penyebab Genangan

Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo--

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Kota Pasuruan yang dilalui tiga sungai besar memang memiliki risiko banjir tinggi saat musim hujan. Namun, Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menyoroti satu faktor pemicu genangan yang tak kalah penting, yakni kebiasaan sebagian warga membuang popok atau pampers ke sungai dan gorong-gorong.

Kebiasaan buruk ini, menurut Wali Kota, dipicu oleh mitos bahwa membuang pampers ke sungai dapat mencegah anak terkena penyakit kulit yang disebut "suleten."

BACA JUGA:Mas Adi Dorong Koperasi Merah Putih Jadi Penggerak Ekonomi Kelurahan di Kota Pasuruan


Mini Kidi--

"Masih banyak masyarakat yang membuang pampers balita maupun lansia ke sungai atau gorong-gorong. Karena percaya anak bisa suleten. Padahal itu tidak ada hubungannya sama sekali. Justru membuat saluran tersumbat dan menimbulkan genangan," ujar Adi Wibowo pada Senin 1 Desember 2025.

Secara medis, suleten adalah sebutan untuk impetigo. Yakni penyakit kulit yang sangat menular dan disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan karena tidak membuang pampers ke air.

BACA JUGA:Buka Kegiatan LDK, Mas Adi Dorong Pemuda Pasuruan Siap Memimpin Masa Depan

Untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan penyumbatan sungai, Pemkot Pasuruan intensif menjalankan kampanye sosial melalui program "Resik-Resik."

Kegiatan ini tidak hanya menyajikan senam atau hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana strategis untuk menyampaikan pesan-pesan pentingnya menjaga kebersihan kepada masyarakat.

"Substansi Resik-Resik itu tentang kebersihan. Senamnya bukan sekadar gerak, tapi menyampaikan pesan agar masyarakat sadar menjaga lingkungan. Kita ini kota santri, an-nadhafatu minal iman (kebersihan adalah sebagian dari iman) harus dipraktikkan, bukan hanya diomongkan," tegasnya.

BACA JUGA:Mensos Sapa Siswa Sekolah Rakyat Pasuruan, Mas Adi Tegaskan Pemerataan Pendidikan

Mas Adi mengakui bahwa kerawanan banjir Kota Pasuruan diperparah oleh posisinya yang dilalui tiga sungai besar, sehingga kota kerap menerima kiriman air dari daerah hulu, seperti Kabupaten Pasuruan dan Malang, bahkan ketika tidak terjadi hujan di wilayah kota.

"Mengatasi banjir tidak bisa dilakukan hanya oleh Kota Pasuruan, tapi harus bersama daerah sekitar, termasuk Kabupaten Pasuruan dan Malang," jelasnya.

Selain kolaborasi antar-daerah, Pemkot juga terus mendorong upaya normalisasi sungai yang kian dangkal akibat sedimentasi. Ia menyebutkan, Pemerintah Kota tengah mendesak normalisasi Sungai Petung, yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sumber: