Ciptakan Aplikasi Siloka Hindari Antrian Truk Tebu Yang Belum Waktunya Angkut
Saptio Agi Phambowo--
MALANG, MEMORANDUM - Musim Giling Pabrik Gula (PG) tidak bisa tidak, akan terjadi antrian panjang truk pengangkut tebu yang bakal parkir ditepi jalan raya. Guna menghindari terjadinya antri panjang, yang berakibat terganggunya arus lalulintas yang ada.
PG. Kebonagung Kabupaten Malang pada musim giling tahun 2024, akan menggunakan sebuah aplikasi yang dinamakan Sistem Layanan Online Kebon Agung (Siloka). aplikasi ini diciptakan dalam upaya menghindari, terjadinya antrian panjang di tepi jalan raya.
"Dalam aplikasi itu juga untuk mempermudah petani dan sopir truk tebu yang akan digiling pada PG Kebonagung," ujar, Saptio Agi Phambowo, Kasi Tebang Angkut, Litbang dan Bina Produksi PG. Kebonagung, Kamis 9 Mei 2024.
BACA JUGA:Kota Malang dan Kabupaten Malang Digelontor 400 Ton Gula
Didalam Siloka Ada beberapa fitur, salah satunya Surat Perintah Tebang Angkut atau SPTA. Dimana yang selama ini menggunakan fisik, tapi pada tahun ini bakal memggunakan elektronik.
Harapanya dengan aplikasi E-SPTA, akan lebih mudah mengontrol dan mengendalikan petani dan sopir yang akan kirim tebu untuk digiling. Secara teknis E-SPTA nanti akan distribusikan ke petani dan sopir. Kemudian nanti dikembangkan NGP, Nota Gula Petani.
" harapan kami petani bisa tahu kapan tebang dan sopir itu bisa dipermudah pelayanannya, terutama untuk SPTA," kata, Saptio.
BACA JUGA:Polsek Pakisaji Amankan Operasi Pasar Gula
Pria yang akrab disapa Tio tersebut, menambahkan, selama ini SPTA dikirimkan secara manual ke petugas wilayah, untuk selanjutnya didistribusikan kepada petani maupun sopir tebu kurang efisien.
Dengan sistem itu harapannya ketika petugas wilayah, memberikan kepada petani dan sopir. Petugas wilayah sendiri akan mengetahui, mana saja SPTA yang sudah terpakai, dan mana saja SPTA yang belum terpakai dan yang sudah. Jika membutuhkan SPTA baru, maka dengan aplikasi Siloka ini mereka dapat mengganti SPTA yang sudah ada, sehingga kita tidak menambah SPTA yang melebihi kapasitas.
" paling utama dengan adanya aplikasi ini pabrik sendiri, bisa secara langsung memantau dan mengendalikam agar jangan sampai terjadi operkapasitas," imbuhnya.
BACA JUGA:Kapolres Malang Minta Dua PG Maksimalkan Inplasemen Bagi Truk Tebu
Berkaca pada tiap musim giling berlangsung, ada banyak sopir yang menggunakan SPTA yang sudah tidak berlaku. Hal itupun berakibat pada truk tebu yang tidak bisa masuk ke dalam pabrik sehingga terjadi penumpukan dan beberapa kali menyebabkan kepadatan arus lalu lintas karena para sopir memilih memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan raya.
"Ketika sopir sudah datang ke pos LW, selain Surat Pengantar (SP, red), diharapkan sopir sudah mendapatkan SPTA yang berlaku melalui sistem itu. Tahun lalu, sopir itu datang cuma bawa SP, jadi dia cuma mangkrak," tutur Tio.
Sumber: