Menelusuri Sejarah Jalan Tunjungan, Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Elit Eropa
Dari tempat perniagaan hingga simbol perlawanan, Jalan Tunjungan terus menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang dengan ceritanya yang panjang beragam-Shofiana Anggita Sari-
MEMORANDUM - Jalan Tunjungan, dengan segala sejarah dan transformasinya, kini telah menjadi ikon dari Kota Surabaya.
Dari tempat perniagaan hingga simbol perlawanan, Jalan Tunjungan terus menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang dengan ceritanya yang panjang dan beragam.
Jauh sebelum itu, pada masa kolonial sekitar tahun 1870-1942 itu menjadi kawasan penting bagi orang orang Eropa dan juga pribumi dari golongan strata menengah ke atas.
Kawasan Tunjungan pada masa kolonial dipenuhi dengan toko-toko mewah, restoran, bioskop, hotel dan klub sosial yang digunakan oleh bangsawan dan kaum elit Eropa.
Bangunan bangunan yang terkenal dan masih bisa dilihat saat ini seperti Gedung Siola, Gedung de Vriendscap (sekarang gedung BPN), dan hotel Majapahit.
Kawasan ini tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga menjadi hiburan dan ruang yang mencerminkan kehidupan khas Eropa seperti menonton pertunjukkan berupa tonil, mendengarkan orkes musik, berdansa, makan mewah serta menonton film di bioskop.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah dan Pesona Modern di Jalan Tunjungan Surabaya
BACA JUGA:Pintu Air Jagir Wonokromo dan Kisah Mistis yang Mengiringi
Kawasan Tunjungan juga menjadi simbol gaya hidup modern bagi kalangan elit Eropa dan Indo-Eropa di Surabaya.
Kawasan ini menjadi media perkumpulan orang-orang elit Eropa sekaligus sebagai tempat hiburan dan kehidupan sosial mereka.
Kini, Jalan Tunjungan tidak hanya menjadi tempat untuk berbelanja atau berbisnis, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik.
Beragam bangunan bersejarah di sepanjang jalan ini, seperti Gedung Siola yang kini dicat merah, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin menjelajahi sejarah Kota Surabaya. (mg14)
Sumber: